CENDEKIA ULUNG

Minggu, 10 Mei 2020

0

Pengertian dan Peran Prolegnas

Pembentukan Undang-Undang merupakan salah satu unsur penting disamping unsur unsur lainnya dalam rangka pembangunan hukum nasional, sementara itu untuk menghasilkan undang-undang yang sesuai dengan dinamika masyarakat, lebih-lebih saat sekarang pada era globalisasi ini yang dipicu oleh kemajuan teknologi informasi, dan tidak tumpah tindih dengan peraturan perundangan-undangan yang ada ( secara horizontal), serta tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 (secara vertikal). untuk mewujudkan undang undang seperti itu, maka pembentukan undang-undang perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan sistematis melalui Program Legislasi Nasional atau disebut dengan Prolegnas, dengan memperhatikan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan hukum masyarakat.

rapat pemerintah dengan badan legislasi DPR 

Program Legislasi Nasional adalah instrumen perencanaan program pembentukan Undang-Undang yang disusun secara berencana, terpadu, dan sistematis.” Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 

Prolegnas merupakan potret politik hukum Indonesia yang berisi rencana pembangunan peraturan perundang-undangan dalam periode tertentu. Misalnya untuk lima tahun ke depan, sasaran politik hukum kita akan dibawa kepada good governance, maka baik RUU yang diajukan oleh Pemerintah dan DPR maupun RUU yang diprioritaskan untuk dibahas di DPR akan berkaitan dengan good governance.

Namun demikian, sasaran politik hukum di sini tidaklah berdiri sendiri. Sasaran politik hukum nasional dirumuskan untuk mencapai tujuan negara seperti yang dimuat di Pembukaan UUD 1945, yaitu:

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia;
mencerdaskan kehidupan bangsa;
memajukan kesejahteraan umum; dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dalam tataran konkrit, sasaran politik hukum nasional mesti mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, atau yang dikenal dengan RPJM.

Di samping melihat Prolegnas sebagai instrumen mekanisme perencanaan hukum, sebagaimana penjelasan di atas, Prolegnas juga bisa dilihat sebagai isi/materi hukum (legal substance). Sebagai isi hukum, Prolegnas memuat daftar RUU yang akan dibentuk dalam periode tertentu.Dari segi periode penyusunannya, Prolegnas disusun setiap lima tahun sekali. Kemudian periode tersebut dipecah lagi per tahunan (annual). 

anda dapat melihat Rancangan Undangan Undangan yang menjadi Prioritas tahun 2020 di link berikut :

http://www.dpr.go.id/uu/prolegnas

Penyusunan Prolegnas dilakukan oleh DPR dan Pemerintah secara berencana, terpadu dan sistematis, yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh DPR. Penyusunan Prolegnas dilingkungan DPR dikoordinasikan oleh Badan Legislasi. Adapun dilingkungan Pemerintah dikoordinasikan oleh Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan. Khusus Prolegnas yang disusun oleh Pemerintah dalam hal ini pelaksanaannya dapat dilakukan oleh Institusi Badan Pembinaan Hukum Nasional. Mengingat lembaga ini telah lama eksis sebagai lembaga pembangunan hukum nasional. Kinerja Program Legislasi Nasional yang dilakukan oleh BPHN ini hendaknya dapat dibawah pengawasan langsung Presiden yang dapat di koordinasikan melalui Menteri-Menteri terkait. 

Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dan Kementerian Hukum dan HAM menyepakati sebanyak 247 RUU masuk program legislasi nasional (Prolegnas). Dari 247, 50 di antaranya merupakan RUU prioritas 2020.

"Menetapkan Prolegnas RUU Prioritas tahun 2020 sebanyak 50 RUU dan dari 50 RUU Prioritas tahun 2020 tersebut terdapat empat RUU Carry Over, dengan rincian tiga RUU dari pemerintah yaitu RUU tentang Bea Materai, RUU tentang KUHP dan RUU tentang Pemasyarakatan," kata Ketua Panitia Kerja (Panja) Prolegnas, Rieke Diah Pitaloka, membacakan laporannya dalam rapat di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2019). dikutip pada https://news.detik.com/berita/d-4810956/dpr-pemerintah-sepakati-50-ruu-prolegnas-prioritas-2020-rkuhp-masuk



Sabtu, 09 Mei 2020

0

Sekilas Kisah Kerajaan Belawa bagian Lima

Kisah Kerajaan Belawa bagian Lima
Semarak HUT RI di Belawa
Rumpa'na Belawa MaduaE

Jika penyerbuan Tana Belawa oleh Wajo Pada era La Tadampare'Puang ri Maggalatung dapat dikatakan sebagai Rumpa'na Belawa MammulangngE, maka inilah Rumpa'na Belawa MaduaE

Belawa, pada penghujung abad XVII, yang ketika La Oddang Arung Belawa Petta MasuengngE Arung MatinroE ri Batu bertahta di Belawa. Raja Belawa ini menjalankan pemerintahan dengan sewenang-wenang serta menginjak-injak nilai pribadi kemanusiaan orang Bugis (Siri Na PessE). Perilaku Raja ini terkenal dan ditulis dengan tangan gemetar pada lontara'na TippuluE, dengan istilah "Maggattung Boco' ri Wiring Laleng". Bahwa perilaku Raja Belawa pada Setiap hari pasar memerintahkan kepada pengawalnya untuk menggantung (memasang) kelambu di pinggir jalan yang ramai di lewati rakyatnya.

Arung belawa, yang berada di dalam kelambu mengintip keluar, memperhatikan para wanita yang lewat yang menuju kepasar dan kembali ke pasar. setiap Wanita yang memenuhi Syarat Raja, maka Pengawal diperintahkan untuk meringkusnya dan memasukkan secara paksa kedalam kelambu, tanpa memperdulikan status wanita tersebut, apakah sudah bersuami atau masih gadis. Raja ini melakukan tindakan yang tidak pantas dan meluapkan Hasrat seksual nya. Dan pada waktu kini, lokasi tempat Raja Belawa memasang kelambu di abadikan dan ditandai dengan nama : GalungngE Lawiring Kaleng, merupakan area persawahan yang terletak di sebelah Utara SD Negeri Machero, Kelurahan Machero.

Banyak tindakan Lo Oddang Arung Belawa yang sangat radikal perihal kehipudan romantisnya yang meninggalkan torehan sejarah "risih" dimasa kini. Diantaranya adalah penamaan sebuah kampung yang terletak di bagian selatan Belawa, yaitu Limpo MakkunraiyyE, Yang dimana kampung tersebut awalnya adalah tempat La Oddang mengumpulkan (menyekap) wanita-wanita yang disukainya. Sekarang kampung itu diubah menjadi Lempong MakkunraiyyE.

La Oddang Arung Belawa sering melakukan pembunuhan, utamanya pada kerabatnya sendiri yang berani menegur (mengingatkan) perilaku Baginda, dimana yang dilanggar adalah Siri na PessE. Di lain sisi, La Oddang Arung Belawa berkehendak Tana Belawa ingin lepas dari dominasi Kerajaan Wajo. Keputusan ini tindakan  separatis yang teramat berani, La Oddang terobsesi bahwa Tana Belawa adalah tanah Merdeka sebagaimana awalnya didirikan oleh DatuE La Monri Arung Belawa MammulangngE MantinroE ri Gucinna sebagai leluhur Belawa.

Untuk mencapai keinginan itu, maka Raja Belawa La Oddang meminta dukungan dari Addatuang Sidenreng (Raja Sidenreng) mengingat ibu dari Raja Belawa yakni DatuE Arateng bersaudara dengan Addatuang Sidenreng.

Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya, bahwa Tana Belawa adalah bagian dari wilayah Serikat dari Tana Wajo yang bernaung pada bendera Ranreng Tuwa sejak pemerintahan Arung Matoa Wajo La Tadampare'Puang ri Maggalatung dengan status Ana' Macenning. Mendengar tindakan Arung Belawa La Oddang yang brutal itu, Maka Arung Matoa (Raja Wajo) beserta segenap Arung PatappuloE mengutus Suro ri batei untuk memanggil Raja Belawa ke Tosora (KotaRaja Wajo) untuk diberikan peringatan agar menghentikan Tindakan dan keputusannya.

Sesampainya di hadapan Arung Belawa, Suro ri Batei menyampaikan pesan Arung Matoa serta Petta EnnengngE. Mendengar maklumat itu, meledaklah murka Arung Belawa. Baginda turun tangan sendiri menikam utusan tersebut hingga tewas di tempat itu. Mengetahui Suro ri Batei diperlakukan demikian, maka Arung Matoa geram.

Setelah melihat tidak ada lagi jalan lain, pada puncak kemarahannya Arung Matoa atas persetujuan Petta EnnengngE dan Ade' PatappuloE, memutuskan memberi ganjaran kepada Arung Belawa dengan status hukuman I Paoppangi Tana atau Ipaggeoni Wennang Cella'. Sebuah pasukan terlatih dan bersenjata lengkap dalam jumlah besar dibina untuk menyerang Belawa. Pasukan ini dipimpin oleh La Sappo Petta Ugi Arung Liu (merangkap Arung Palireng, Soppeng).

Suatu hal yang unik Disini, bahwa yang berhak memimpin perang dari Tana Wajo dalam hal memadamkan pemberontakan Kerajaan Bawahan adalah Petta Pilla'E selaku Panglima besar yang dijabat secara turun temurun oleh Datu Pammana. Namun peristiwa ini, La Sappo Petta Ugi yang dipilih untuk memimpin pasukan untuk menyerang Belawa, mengingat La Sappo Petta Ugi adalah saudara ipar dari La Oddang Arung Belawa. ( La Sappo menikah dengan adik La Oddang, yaitu I Besse Tungka').

Keputusan ini di tempuh dengan pertimbangan untuk menjaga kewibawaan AkkarungengngE Belawa. Seolah-olah Penyerbuan ini bukanlah Hukuman dari Tana Wajo, melainkan lebih di artikan sebagai pertikaian dalam keluarga atau digambarkan sebagai seorang saudara mengingatkan saudaranya yang lain dengan cara yang lebih keras.

Maka penyerbuan itu benar-benar terjadi, Pasukan Wajo mengalir memasuki Tana Belawa melalui Danau Tempe. Pasukan La Sappo menumpang perahu mendapat di Limpo MakkunraiyyE. Namun tidak seperti dibayangkan semula, pasukan Belawa tidak memberikan perlawanan yang berarti. Hal ini disebabkan karena terjadi perpecahan dalam internal pasukan Belawa sendiri. Sebagian besar Pasukan Belawa yang dipimpin oleh Petta Pangulu Barisi'E (Panglima Belawa) tidak bersedia bertempur membela Arung Belawa. Bahkan Pasukan Belawa menyambut dan mengelu-elukan pasukan Wajo uang di Pimpin La Sappo karena di anggap sebagai pembebas dari tirani yang menyengsarakan mereka selama ini.

La Oddang Arung Belawa dengan beberapa Pasukan setianya, mundur menuju Bulu Cenrana, yakni sebuah daerah asal muasal Raja Belawa Pertama, leluhur dari Arung Belawa. Maka rombongan Raja Belawa ini menyusuri sungai KarajaE kearah Utara. Namun kebiasaan buruk Lao Oddang tetap tidak dapat ditinggalkannya, walaupun dalam keadaan kritis dan terdesak. La Oddang mengumbar Hasrat seksual nya di sepanjang perjalanannya dengan selalu "Maggattung Boco' ri Wiring Laleng". Tempat La Oddang yang paling lama ia Singgahi adalah di pinggir sebuah anak sungai KarajaE yang terletak di Lonra Yase, sehingga anak sungai itu diberi nama : Salo'e La Bulu Lessi. Namun mengingat penamaan tersebut dianggap tabu, maka pada masa sekarang di ubah menjadi : Salo MakkunraiyyE.

Melalui perjalanan yang menempuh berbagai kesulitan disebabkan tingkah Arung Belawa disepanjang perjalanan, akhirnya rombongan Ini tiba di Batu, yaitu sebuah Kerajaan kecil yang merupakan Wilayah Bulu Cenrana. Mengetahui La Oddang tiba di Kerajaan nya, Arung Batu dengan segala hotmatnya menyambut Raja Belawa bersama dengan pengikutnya. Melihat Keramahan dari Arung Batu, Arung Belawa terkesan dan memutuskan untuk tinggal menetap di Batu.

Dengan tulus, Arung Batu membangun pemukiman yang layak untuk Arung Belawa beserta Pengikutnya. Maka La Oddang yang menerima segala kebaikan tersebut tidak akan melakukan tindakan Seksual yang selama ini sebagai kebiasaannya. Arung Belawa dengan segala kekurangannya tetaplah pada dasarnya adalah manusia yang bernurani. Kelembutan dan ketulusan Arung Batu menyentuh hati La Oddang. Padahal jika di fikir, buat apalagi memuliakan seorang Raja yang kini tanpa kekuasaan apa-apa ? Seorang Raja yang tidak lebih merupakan Eksudos yang memerlukan belas kasih. Namun karena semangat PessE (solidaritas kemanusiaan), maka Arung Batu senantiasa menghargai serta memberikan perlindungan kepada La Oddang sebagai kerabat yang dimuliakan.

Perlahan namun pasti, La Oddang Arung Belawa mulai merubah prilakunya. Jika Allah berkenan melimpahkan petunjuk dan hidayah-Nya, maka tidak sesuatu yang dapat menghalangi-Nya. Akhirnya La Oddang benar benar sadar dan melanjutkan sisa hidupnya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanallah Wataalah.

Beberapa tahun kemudian, Arung Belawa ini wafat, dan nama beliau tecatat dalam Lontara Pangurisengna TippuluE sebagai : La Oddang Arung Belawa Petta MasuengngE MatinroE ri Batu.

Senin, 04 Mei 2020

0

Live Broadcast Makkah tv masjidil haram

Live Broadcast Makkah masjidil haram. live streaming on Mekah Masjidil Haram online tv

sekilas tentang mekkah. Kota ini menjadi utama kaum muslimin dalam menunaikan ibadah haji. Di kota ini terdapat sebuah bangunan utama yang bernama Masjidil Haram dengan Ka'bah didalamnya. Bangunan Ka'bah ini dijadikan patokan arah kiblat untuk ibadah shalat umat Islam di seluruh dunia. Kota ini merupakan kota suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah) 

 streaming makkah Masjidil Haram, 24 jam online 






makkah live, tarawih di masjidil haram, nonton makkah, masjid haram, umrah, haji, live streaming
Berikut beberapa foto terbaru dari Masjidil Haram di Mekah (dilansir dari www.kabarmakkah.com)

Sabtu, 06 Oktober 2018

0

Mati Mendadak menurut Islam

Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, yaitu ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan dan lain sebagainya.
Mati mendadak menurut Islam
Sesungguhnya kematian merupakan misteri bagi manusia. Tak seorang pun yang tahu kapan datangnya. Namun satu kepastian bahwa ajal seseorang sudah tercatat di Laut Mahfudz sebelum manusia itu diciptakan. Maka ketika seseorang sudah tiba ajalnya, maka tidak bisa di majukan waktunya ataupun di mundurkan waktunya.

Sebagaimana Allah Ta'Ala berfirman :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkanya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya" ( QS. Al-A'raf : 34 )

Setelah Kematian maka Kesempatan untuk beramal telah habis. Manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan amal-amal perbuatannya. Dan ketika sudah hari berbangkit, manusia akan mempertanggungjawabkan segala amal yang telah ia kerjakan di hadapan Allah Subhanallah Wataalah.

➡️ Penyebab Penyebab Kematian 

👉 Seiring penuaan usia makhluk hidup, tubuh mereka akan perlahan-lahan mulai berhenti bekerja
👉 Jika tubuh tidak mampu melawan penyakit, atau tidak dapat di obati
👉 Kecelakaan seperti tenggelam, tertabrak, terjatuh dari ketinggian dan lain lain
👉 Lingkungan dengan suhu yang sangat dingin atau yang terlalu panas
👉 Pendarahan yang di akibatkan dengan luka yang parah
👉 Kekurangan makanan, air, udara dan perlindungan
👉 Diserang dan di makan (pembunuhan).
👉 Infeksi dari gigitan hewan berbisa maupun hewan yang terinfeksi virus berbahaya.
👉 Kematian pada saat tidak terbangun dari tidur
👉 Kematian sebelum lahir
👉 Melakukan kejahatan sehingga mendapat hukuman di jatuhkan hukuman dari pengadilan.

➡️ Mati mendadak marak terjadi di akhir zaman

Kita berada di akhir zaman, banyak terjadi kematian mendadak, memang itu merupakan salah satu tanda-tanda kiamat. Sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits :

Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi Shalallahu alaihi wasallam, beliau Shalallahu alaihi wasallam bersabda : di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga di katakan 'ini tanggal dua', mesjid-mesjid akan di jadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya( kematian mendadak. HR. Thabrani dalam Al-Mu'jamush Shaghir (2/261, no 1132)

Kenyataanya dihadapan kita, sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tersebut di zaman sekarang ini benar-benar nyata di hadapan kita. Seseorang yang sehat, kemudian mati tiba-tiba. Orang menyebutnya dengan "serangan jantung". Berapa banyak yang sedang berolahraga dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan, namun justru kematian tiba-tiba datang mendatanginya ketika berolahraga. Semua ini adalah fenomena yang telah di sampaikan oleh Rasulullah.

➡️ Maksud kematian mendadak

Banyak sebab kematian, tapi kematian itu tetap satu. Hal ini menunjukkan bahwa kematian memiliki sebab, seperti sakit, kecelakaan, atau bunuh diri dan lain sebagainya. Sedangkan kematian yang tanpa didahului sebab itulah maksud dari kematian yang mendadak yang tidak di prediksi sebelumnya.

Seiring kemajuan ilmu kedokteran, manusia bisa menyingkap tentang sebab kematian seperti kanker, endemik, atau penyakit menular. Penyakit ini mengisyaratkan dekatnya dengan kematian. Tetapi sebab yang utama adalah mandeknya jantung secara tiba-tiba yang datang tanpa memberi peringatan.

Para Ulama mendefinisikan kematian mendadak sebagai kematian tak terduga yang terjadi dalam waktu yang singkat dan salah satu kasusnya adalah seperti yang di alami orang yang terkenal serangan jantung.

Imam Bukhari dalam Sahihnya membuat sebuah bab tentang "Bab kematian yang datang tiba-tiba", kemudian beliau menyebutkan Hadits Sa'ad bin Ubaidah ketika berkata kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam,

"Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan aku yakin seandainya ia berbicara sebelum itu, pastilah dia ingin bersedekah. Maka dari itu, apakah dia akan mendapat pahala apabila jika aku bersedekah untuknya ?" (muttafaq alaihi).

➡️ Kematian mendadak dalam pandangan Ulama

Sebagian ulama salaf tidak menyukai kematian yang datang secara mendadak, karena di khawatirkan tidak memberi kesempatan seseorang untuk meninggalkan wasiat dan mempersiapkan diri untuk bertaubat dan melakukan amal-amal shalihah lainnya.

Ketidak sukaan terhadap kematian mendadak ini di nukil Imam Ahmad dan sebagian ulama madzhab Syafi'i. Imam Nawawi menukil bahwa sejumlah sahabat Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan orang shalih meninggal secara mendadak. An Nawawi mengatakan :

"Kematian mendadak itu disukai oleh pada Muqarrabin (orang - orang yang senantiasa menjaga amal kebaikan karena merasa diawasi oleh Allah)". Fathul Bari III/245

Terdapat keterangan yang mengatakan bahwa kematian mendadak bagi seorang Mukmin tidak pantas di cela. Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu, dia berkata :

''kematian mendadak merupakan keinginan bagi mukmin dan kemurkaan atas orang-orang kafir". 

Lafadz lain, Abi Syaibah berkata :

"Kematian mendadak merupakan istirahat (ketenangan) bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang kafir". HR. Abdul Razaq dalam Al Mushannaf no 6776, Al Thabrani dalam Al Mu'jam alKabir no 8865.

Dari aisyah Radiiyallah anha, berkata :

"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengenai kematian yang datang tiba-tiba, lalu beliau menjawab,

"Itu merupakan kenikmatan bagi seorang mukmin dan merupakan bencana bagi orang-orang jahat". HR.  Ahmad 25042, Al Baihaqi dalam Syu'ab Al Iman no 10218, dan Syaikh Al Albani mendhaifkannya.

Kematian mendadak yang dialami seorang mukmin adalah kebaikan baginya. Dia merdeka dari hiruk pikuk dunia yang melelahkan dan terbebas dari fitnah dunia. Sedangkan kematian bagi yang dialami orang yang tidak beriman merupakan bencana dan awal mulai azab dari Allah.

🕵️ :
https://ibh3.wordpress.com/2013/04/28/kematian-mendadak-menurut-al-quran-dan-hadits/
https://almanhaj.or.id/4128-awas-kematian-mendadak.html


Jumat, 05 Oktober 2018

0

Sekilas kisah Kerajaan Belawa bagian Ke empat

Kisah kerajaan Belawa bagian ke empat
Gerbang masuk Belawa dari Sidrap 
Musu Aselengeng

Pada awal abad XVII, yakni sekitar tahun 1600 M Sulawesi Selatan dikunjungi oleh ulama-ulama besar yang merupakan mubaligh pengembang risalah Islam dari Minangkabau, Sumatera Barat. Mereka terdiri dari tiga orang, yakni :

  1. Abdul Makmur Khatib Tunggal yang bergelar Datok ri Bandang 
  2. Sulaiman Datok Sulung yang digelari Datok Patimang
  3. Abdul Jawad Maulah Khatib Bungsu bergelar Datok Tiro
Ketiga mubaligh tersebut tiba di Pelabuhan Makassar yang merupakan Pelabuhan besar di Kerajaan kembar yaitu Gowa-Tallo (sekarang Makassar) yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari seluruh dunia pada waktu itu. 

Ketiga Mubaligh itu tinggal bersama, berbaur dengan para pedagang melayu di luar tembok Kerajaan Tallo dan memulai menjalankan aktivitas nya sebagai penyebar agama Islam. Namun karateristik budaya masyarakat setempat (suku Makassar) terasa sulit untuk menerima yang datang dari luar komunitas mereka. Bahkan dari informasi yang mereka dapatkan dari masyarakat Gowa disekitarnya, bahwa beberapa tahun sebelumnya Babullah Sultan Ternate dari kepulauan Maluku mengajak Somba Gowa, Tunijallo (Raja Gowa) untuk masuk Islam, namun di tolak oleh sombayya sendiri.

masyarakat Bugis-Makassar (Sulawesi Selatan pada umumnya ) mempunyai kerakter unik, dimana implementasi Siri na PessE yang merupakan inti paling luhur pada segala nilai perilaku adat dan budayanya, senantiasa menghendaki kepemimpinan dari kalangan mereka sendiri. Sebagai contoh :

Seseorang yang di nasehati atau ditegur (iyampareng) oleh orang lain (Tania Tomasirina /reppena), maka hal itu dianggap sebagai pelanggaran Siri. Dari itulah sehingga alur sejarah penyebaran Islam di Sulawesi Selatan sangat berbeda atau bahkan kontradiktif dengan daerah lainnya di Indonesia. Di Jawa, penyebaran agama Islam berawal dari rakyat jelata lalu berkembang sampai ke Raja dan kerabatnya. Sebaliknya di Sulawesi Selatan, risalah Islam selamanya dimulai pada Raja beserta pejabatnya kemudian memerintahkan kepada rakyatnya untuk mengikuti Raja nya. 

Menyadari situasi dan kondisi tersebut, maka ketiga Mubaligh itu menyusun strategi yang disesuaikan dengan penalaran mereka tentang realitas politik di Sulawesi Selatan pada Zaman itu, yakni : Raja yang paling berkuasa adalah Raja di Gowa (Sombayya) dan Raja yang paling dimuliakan adalah Raja Luwu (PajungE) yang dianggap sebagai asal muasal bangsawan di Sulawesi.

Berbekal strategi itu, maka ketiga Mubaligh itu berangkat ke Tana Luwu dan langsung menemui La Tandipau Opunna Ware' Maddika Ponrang yang terlebih dahulu masuk Islam dengan gelar : AssellengengngE. Kemudian Maddika Ponrang yang mengantar ketiga Mubaligh tersebut menghadap PajungE yang pada masa itu dijabat oleh : La Patiware Sangaji Pati Arase' Daeng Parambong Pajung ri Luwu XIII. Mereka mengadakan dialog yang cukup lama tentang seluk beluk Agama Islam. 

Bahkan PajungE menerapkan beberapa macam ujian yang sangat sulit untuk membuktikan kebenaran Islam. Akhirnya PajungE bersama rakyatnya mengucapkan Dua Kalimat Syahadat pada tanggal 15 Ramadhan 1013 H (1603) dan Raja Luwu selalu Raja Islam di beri gelar tambahan, yakni : Sultan Muhammad Mudharuddin serta tambahan gelar lagi ketika wafat yaitu Petta MatinroE ri Pattimang.

Setelah sukses menegakkan syiarnya di Luwu, maka dalam waktu tidak terlalu lama Sombayya Gowa (Raja Gowa) yang bernama I mangngurangi Daeng Mangrabia Somba ri Gowa XVI (gelar Islam : Sultan Alauddin) dan Karaeng Tallo (Raja Tallo) I Malingkaan Daeng Manyonri (gelar Islam: Sultan Abdullah Awwalul Islam), bersama dengan segenap kerabat Istana Gowa-Talll mengucapkan Kalimat Syahadat pada hari Jum'at 9 Jumadil Awal 1015 Hijriah (22 September 1605 M).

Maka terpenuhilah langkah-langkah strategi sebagaimana direncanakan sebelumnya oleh ketiga Mubaligh tersebut. Gowa sebagai kerajaan paling kuat, di jadikan sebagai pusat penyebaran syiar Islam ke kawasan Kerajaan Tellompoccoe yaitu Bone, Wajo, Soppeng, di bawah pimpinan Sultan Alauddin Raja Gowa.

Tidak seperti halnya dengan jalannya misi ke Luwu dan Gowa, maka penyebaran Islam pada Ketiga Kerajaan Bugis itu mendapatkan tantangan berat. Dapat dimaklumi bahwa penyebab penolakan tersebut adalah karena urusan penyebar Islam ini melibatkan Kerajaan Gowa secara langsung. Dengan demikian, ketiga kerajaan tersebut beranggapan bahwa menerima Islam berarti takluk terhadap kekuasaan Gowa yang pada waktu itu Gowa dengan Kerajaan Bugis sering konflik.

Berbeda dengan Kerajaan Bone, La Tenri Ruwa Arung Palakka Mangkau' ri Bone XI dapat melihat kebenaran Islam sebagai agama yang benar dan kemudian mengucapkan kalimat syahadat dengan penuh keikhlasan dan diberi gelar Islam yaitu : Sultan Adam.

Namun rakyat Bone melalui Ade' PituE menolak dengan memberi opsi kepada Raja Bone :

"Tega Tapile, Akkarungetta iyarega Teppe'ta ?". Yang mana anda pilih, tahta atau agama ?..

Maka dengan tanpa keraguan sedikitpun Raja Bone itu memilih agamanya, lalu bersama dengan kerabat dekatnya mereka meninggalkan Tana Bone menuju Bantaeng dan menetap di Daerah itu sampai wafat nya hingga di beri gelar : Petta MatinroE ri Bantaeng.

Di lain sisi, La Sangkuriang Patau MulajajiE Arung Matoa Wajo (Raja Wajo), BeoE Datu Soppeng (Raja Soppeng), dan La Tenri Pale' Mangkau' ri Bone XII (Raja Bone) pengganti La Tenri Ruwa, bersiap siap menyambut serbuan Bala tentara Kerajaan Gowa sebagai akibat penolakan mereka terhadap ajakan Somba Gowa (Raja Gowa).

Maka penyerbuan itu benar benar di laksanakan Kerajaan Gowam Peperangan ini disebut dalam Lontara sebagai Musu Aselengeng.

Sebagai langkah awal, Pasukan Gowa terlebih dahulu menyerbu kerajaan kecil dari ketiga kerajaan tersebut. Namun banyak dari kerajaan kecil itu menerima Islam dengan damai, sehingga tidak terjadi peperangan. Bahkan lebih jauh lagi mereka bergabung pada Penyerbuan yang di pimpin langsung Raja Gowa sehingga pasukan itu terhimpun menjadi pasukan yang amat besar.

Pasukan ekspedisi itu akhirnya tiba di Sawitto (daerah Pinrang). Addatuang Sawitto ke-IX bernama I Tenri Sulle Daeng Buleang menerima baik Somba Gowa dan secara tulus ikhlas menerima Agama Islam pada tahun 1017 Hijriah (1607).

di daerah Sawitto, Sultan Alauddin ( Raja Gowa) mengatur strategi ekspedisi lebih lanjut ke daerah lainnya. Akhirnya Pasukan Gowa dengan yang telah bergabung bertemu dengan pasukan Tellompoccoe di kampung Pakkenya. Terjadilah pertempuran besar yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa pada kedua belah pihak.

Setelah pertempuran terjadi selama beberapa hari, pasukan Gowa mulai tersedak. Pasukan Tellompoccoe menyerang semakin gencar, sehingga orang-orang Gowa beserta sekutunya berusaha meloloskan diri sambil membawa Raja Gowa untuk tiba kembali ke kerajaan Gowa.

Tiga bulan setelah penyerbuan yang gagal itu, Sultan Alauddin (Raja Gowa) menyusun kekuatan kembali. Pasukan Gowa mendarat di Akkotengeng (wilayah Wajo) dan mendapatkan sambutan baik. Arung Akkotengeng menerima Islam dan memihak Raja Gowa, menyusul pula Arung Akkajeng, Arung Padaelo, Arung Kera dan Arung Sakkoli. Sejak itulah sehingga kerabat ke-5 Kerajaan Bawahan Wajo tersebut menggemari bangsawannya sebagai : Petta KaraengngE sebagai penghargaan atas Budi baiknya terhadap Raja Gowa.

Mengetahui kejadian tersebut, Arung Matoa Wajo mengirim utusan untuk menegur Kerajaan Bawahannya itu yang dianggap sebagai pengkhianatan sambil mengingatkan ikrar yang sejak dulu di bina sejak Arung Matoa La Tadampare'Puang ri Maggalatung. Namun kerajaan bawahan itu menjawab :

"Dewata seuwwaena passarangngi', nasaba' engka Akkacoereng mannessa Tongeng, napputea Wajo maccoeri..."

Semalam setelah utusan Wajo tiba dari Sakkoli, Pasukan Gabungan Tellompoccoe menyerbu pasukan Gowa di Akkotengeng. Terjadilah pertempuran sengit, namun kembali pasukan Gowa terpukul telak. Sultan Alauddin nyaris tertangkap andaikan tidak mendapat bantuan dari La Wawoi Arung Gilireng bersama pasukannya meloloskan Raja Gowa beserta sebagian pasukannya yang masih hidup kembali ke Gowa.

I Manggurangi Daeng Mangrabia Sultan Alauddin sosok seorang Raja yang amat keras Hati dan pantang menyerah terhadap apapun yang menghambat segala yang telah di rencanakannya. Enam bulan berlalu setelah kekalahannya di Akkotengeng Wajo, Raja Gowa kembali menyusun penyerangan dan mendaratkan pasukannya di daerah Para'-Para' (pare-Pare). Pendaratan itu di ketahui oleh Pasukan Tellompoccoe dan segera mencegatnya di lereng Bulu DituppuE (daerah sekitar amparita).

Maka terjadilah pertempuran yang dahsyat mengakibatkan gugurnya pimpinan pasukan Soppeng, diantaranya : La Tijawa Arung Bila. Pasukan Tellompoccoe terpukul mundur sampai di Lalempulu (wilayah Sidenreng). Melihat pasukan lawannya mundur meninggalkan Medang pertempuran, maka Sultan Alauddin segera membangun .Pertahanan di daerah itu sambil mengkontrol kembali pasukannya.

Tiga Raja Bersaudara yakni, La Patiro Addatuang Sidenreng VI, La Makkeppeang To Aggiling Arung Belawa Timoreng dan La Wawoi Arung Gilireng mengetahui bahwa Sultan Alauddin sedang membuat basis pertahanan di Amparita, maka ketiga Raja itu berkumpul di Allakuang yang merupakan KotaRaja Sidenreng pada masa itu.

Perlu diketahui bahwa ketika Sultan Alauddin berada di Akkotengeng ketika Pasukan Gowa ingin menyerbu Tellompoccoe, La Wawoi Arung Gilireng merupakan salah satu Raja yang tertarik dengan Ajaran Islam yang di bawah oleh Raja Gowa. Disebabkan karena itulah sehingga Arung Gilireng tidak dapat berdiam diri ketika mengetahui Raja Gowa sedang terkepung oleh pasukan Tellompoccoe, maka segera menerjunkan diri di kancah pertempuran dengan pasukan pemberaninya untuk menyelamatkan Sultan Alauddin. Walaupun itu berarti merupakan sebuah penghianatan atas ikrar penyatuan Gilireng sebagai Lili (daerah taklukkan) Wajo dimasa Lalu Tadampare'Puang ri Maggalatung.

Akhirnya Sultan Alauddin berkunjung ke Saoraja Allakuang, disambut dengan penuh hormat oleh Raja-Raja yang telah menunggunya. Raja-raja itu ialah : Addatuang Sidenreng (tuan rumah), Arung Belawa, Arung Gilireng, Arung Rappeng, Arung Maiwa, Arung Bulu Cenrana, dan Arung Utting. Pada saat itulah Raja Raja tesebut mengucapkan Dua kalimat syahadat pada tahun 1028 H.

Atas usul Addatuang Sidenreng La Patiroi, maka Raja Gowa membangun benteng pertahanan di Rappeng. Beberapa waktu setelah itu, Pasukan Tellompoccoe menyerang dengan dahsyat benteng pertahanan di Rappeng. Namun Aliansi Pasukan Islam dibawah pimpinan Sultan Alauddin lebih siap dengan strategi pertahanan yang lebih terkoordinasi. Maka pasukan Tellompoccoe di pukul mundur dan kembali ke kerajaan nya masing-masing.

Dua bulan setelah penyerangan itu, pasukan Gowa dan segenap aliansinya menyerbu Pusat pertahanan pasukan Soppeng di Tanete (Mario riawa). Kali ini, pasukan Soppeng tidak mendapat bantuan dari pasukan Wajo dan Bone karena mereka sibuk mengatur basis pertahanannya masing-masing.

Kekuatan pasukan Tellompoccoe telah pecah, kerajaan bawahan Soppeng, satu demi satu ditaklukkan. Akhirnya pertempuran habis-habisan yang menelan banyak korban jiwa pada kedua belah pihak. Kerajaan Soppeng takluk dan menyatakan kalah perang pada Gowa dan aliansinya. Satu Soppeng BeoE menerima agama Islam pada tanggal 15 Syawal 1019 H.

Setelah kerajaan Soppeng takluk, maka satu bulan kemudian Tanpa Wajo pun diserang pasukan Gowa dengan kekuatan yang lebih besar daripada penyerbuan Tana Soppeng. Hal itu karena Pasukan Soppeng ikut menyertai Aliansi Gowa. Melalui pertempuran sengit di bawah pimpinan arung Matoa Wajo, maka pertahanan Wajo tembus. Akhirnya Raja Wajo La Sangkuru Patau MulajajiE bersama dengan Rakyat Wajo takluk dan memeluk agama Islam pada 15 Syafar 1019 H. Raja Wajo mendapat gelar Islam yakni Sultan Abdul Rahman serta mendapat gelar sewaktu wafatnya yakni Petta MatinroE ri Alleperenna.

Demikian, setelah kerajaan Wajo dan Kerajaan Soppeng sebagai sekutu Kerajaan Bone telah Takluk, maka Giliran Tana Bone diserang oleh Aliansi Gowa dengan pasukan yang telah ditaklukkan nya. Tidak terlalu lama, akhirnya Tana Bone sebagai pertahanan Tellumpoccoe pun takluk. Raja Bone mengikrarkan kalimat syahadat pada tanggal 20 Ramadhan 1020 H.

Tulisan Asli : http://andioddang.blogspot.com/

0

Sekilas Kisah Kerajaan Belawa bagian Ketiga.

Kisah Kerajaan Belawa bagian Ketiga.
Rumah Panggung di Belawa
Menegakkan PesseE

Setahun setelah penaklukkan Kerajaan Sidenreng, Pajung Luwu bertikai lagi dengan La Tenri Sukki Mangkau' ri Bone V ( Raja Bone ). Konflik nya bermula ketika Luwu mengklaim Daerah Cenrana yang selama ini di bawah kedaulatan Kerajaan Bone sebagai Wilayah kekuasaan Kerajaan Luwu.

Dapat dijelaskan bahwa setelah PajungE memaklumatkan perang pada Tana Bone, maka Raja Luwu mengutus To Ciung Tongeng MaccaE sebagai Bila-bila Musuu' ke tana Wajo untuk mengajak Arung MatoaE ikut menyerbu Tana Bone. Namun La Tadampare' (Raja Wajo) enggan menyertai PajungE karena peristiwa pembakaran Sao Locci'e (Istana Sidenreng)  yang membuat Raja Wajo masih merasa kesal.

Maka Pasukan Luwu menyerbu Tana Bone dibawah pimpinan PajungE hanya sendiri. Mereka berhasil menduduki Cenrana pada hari itu juga. Setelah semalam di daerah yang menjadi penyebab konflik itu, Pasukan Luwu bersiap siap melanjutkan penyerbuan ke Watampone ( pusat Kerajaan Bone ) melalui daerah Cellu' melewati jalur sungai dengan perahu. 

Namun ditengah perjalanan, Pasukan Luwu bertemu dengan Serombongan Pasukan Wanita dari Kerajaan Bone, dan Pasukan Bone tersebut menyerang Iring-iringan Pasukan Luwu dengan panah dari seberang sungai Cenrana.

Melihat hal tersebut, maka tanpa koordinasi yang matang, pasukan Luwu mengejar para pasukan Wanita Bone itu yang lari berserabutan ke segala arah. Rupanya inilah yang di tunggu-tunggu pasukan Bone yang lain, melihat pasukan Luwu yang berlarian mengejar pasukan wanita dengan kacau balau, maka pasukan yang lain serentak menyerbu pasukan Luwu dengan dahsyatnya. 

Pasukan Luwu yang tidak menyangka serangan balik yang mengejutkan itu menjadi kocar-kacir, dan berlarian menyelamatkan diri menuju perahunya yang berada di pinggir sungai. Termasuk dalam hal ini PajungE Sendiri.

Dikisahkan dalam lontara Sukkuna Wajo (LSW), PajungE yang berbadan gemuk itu berlari ke pinggir sungai, tetapi di hadang dan di sergap oleh Pasukan Bone. PajungE tidak berdaya ketika Pasukan Bone menyergap nya dan bersiap-bersiap mengayunkan Kelewangnya ke leher PajungE.

Tiba-tiba Mangkau'E (Raja Bone) segera tiba di tempat itu dan mencegah pasukannya untuk membunuh PajungE. Bahkan Mangkau'E melepas PajungE beserta sisa-sisa pasukan Luwu yang masih hidup untuk ke Tana Luwu dengan penuh kehormatan.

Sebagai tanda kemenangan perang, Mangkau'E menyita Payung Kebesaran Tana Luwu yang dibawah oleh PajungE sewaktu menyerbu Tana Bone. Maka sebagai peringatan yang menandai kemenangan yang heroik atas Luwu, maka Raja Bone diberi gelar, yaitu : La Tenri Sukki MAPPAJUNGNGE

Adapun halnya dengan Arung Matoa Wajo, mendengar kekalahan Luwu di Tana Bone maka Arung Matoa segera mengumpulkan Arung PatappuloE untuk mendiskusikan perihal menentukan sikap Tana Wajo terhadap peristiwa kekalahan Luwu tersebut.

Sebagai sekutu Luwu yang telah mengikrarkan LammumpatuE ri Topaceddo', maka budi ksatrianya menghendaki Raja Wajo untuk menuntut balas pada Tana Bone. Namun disisi lain, sebenarnya La Tadampare' ( Raja Wajo ) merupakan seorang pangeran Bone dari garis keturunan ibunya. Dimana La Tenri Ampa Arung Palakka merupakan adik ibu Raja Wajo.

Maka Ade Assamaturuseng Arung PatappuloE yang merupakan hukum tertinggi di Tana Wajo memutuskan bahwa melaksanakan perjanjian Persekutuan LammumpatuE ri Topaceddo' adalah sesuatu yang wajib. Menegakkan PessE ( solidaritas kemanusiaan) terhadap martabat perjanjian dengan Luwu harus ditunaikan dengan melakukan penyerbuan ke Tana Bone, yang notabene adalah kerabat dekat dari Arung Matoa.

Maka pasukan Wajo menyerang Tana Bone dan berhasil menduduki daerah Cenrana selama beberapa hari. Setelah itu, Pasukan Wajo kembali ke Wajo tanpa meneruskan serangan ke Watampone yang sebagai pusat Kerajaan Bone.

Raja Bone La Tenri Sukki MAPPAJUNGNGE yang bijak dan Arif itu, dapat memahami bagaimana posisi La Tadampare' Puang ri Maggalatung (Raja Wajo) sebagai sekutu dari tana Luwu.

Beberapa hari setelah peristiwa serangan pasukan Wajo di Cenrana, Baginda Raja Bone, Mangkau'E mengadakan kunjungan ke tana Luwu. Dengan maksud untuk mengembalikan Payung Kebesaran Luwu yang di rampasnya dulu. Namun, PajungE menyambutnya dengan bijak, dan berkata :

" Talani ie' Pajungnge, tapammanari Ana' appota.. engkamopa laingnge Pajung monro ri tana Luwu.. "

Kamis, 04 Oktober 2018

0

Sekilas Kerajaan Belawa Bagian Kedua

Kisah Kerajaan Belawa Bagian Kedua.
Pertandingan bola di OngkoE, Belawa

👉 Sejarah belawa bagian pertama (KLIK)

Maka penyerbuan dua sekutu itu dimulai pada waktu yang telah disepakati. Satu persatu sekutu Kerajaan Sidenreng di gempur pasukan Wajo yang dipimpin sendiri oleh La Tadampare'. Bermula pada Kerajaan Belawa yang diserbu oleh pasukan gabungan Luwu dan Wajo melalui jalur danau Tempe. Kerajaan Belawa di gempur habis-habisan hingga takluk. Arung Belawa menyatakan sumpah sebagai Ana' ri Wajo. La Paturusi To Maddauleng yang menerima penyerahan itu, ia berkata dalam sambutannya :

"Iyanaritu adammu Belawa, nasa'bi Dewata seuwwaE, mupasengngngi ana apomu, temmuasarang Wajo ri Perri nyameng, murewe ri wanuammu, mua to tuwa. Pubicara i bicarammu, tennatamai Wajo bicara lalengmu. narekko engka bicarammu mabbali Wanua ri lalengpanua, temmule pasinawoi, uttamako ri Wajo, na Wajo pasinawoi, muattutui tanana Wajo. Napole ri lalengtogi, pole saliweng Togi maeloo'e rusa"ko, uttamako Wajo, muappoada di inammu."

Penyerbuan di lanjutkan ke Kerajaan Otting, yakni Kerajaan Sekutu Sidenreng yang terletak disebelah timur. Maka Arung Otting pun tidak mampu bertahan lebih lama sehingga terpaksa menyerah pula. "Maccucu piu, mappopo Dapo ala nawelai akkepuenna ri Wajo."

Maka kembali La Paturusi To Maddauleng menerima penyerahan itu sambil berkata :

"Iyanaritu nasabbi dewatae seuwwae adammu, Otting, mupasengeng Ana' appomu, tennala jaa' tana, tennatiwi tomate."

Maka hari-hari penuh pertempuran sengit itu diteruskan kearah Utara, yakni Kerajaan Rappeng dan Kerajaan Bulu Cenrana. Raja Wajo bertempur di garis depan dengan gagah berani, sehingga semangat tempur pasukan semakin berkobar. Akhirnya kedua negeri bertetangga itu menyerah dan menyatakan sumpah takluk pada Wajo.

Setelah negeri-negeri sekutu berhasil ditaklukkan, maka penyerbuan ke Kerajaan Sidenreng berlangsung mulus. Bagai air bah yang melanda, pasukan gabungan memasuki Sidenreng Tampa perlawanan yang berarti. AddatuangE (Raja Sidenreng) melalui utusannya bernama Nene' passiru menyatakan takluk. Akhirnya pesta kemenangan Luwu dan Wajo dirayakan di Wette'E.

Hasil rampasan perang di bagi dua. Kerajaan Belawa, kerajaan Otting, Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Bulu Cenrana di nyatakan sebagai wilayah taklukkan (lili') di bawah kedaulatan Kerajaan Wajo dengan status berbeda. Belawa ditetapkan sebagai Ana', sementara yang lainnya di berikan status sebagai Ata'.

Adapun dengan Kerajaan Sidenreng, negeri yang kalah perang itu mengalami nasib yang lebih menyedihkan di bawah penaklukkan Luwu.  Istana AddatuangE yang di sebut sebagai Sao Locci'e di hancurkan atas perintah To Ciung Tongeng MaccaE ri Luwu yang dengan sengaja mengambil api dari Belawa.

Walaupun sebelumnya addatuang Sidenreng melalui Nene passiru telah bermohon agar PajungE bermurah hati untuk membiarkan Istana tersebut, sambil mempersembahkan tebusan berupa se'bu kati yang terdiri dari emas dalam jumlah besar yang diterima oleh PajungE. Raja Luwu sempat mengajukan protes sewaktu terjadinya pembakaran istana AddatuangE tersebut karena dianggapnya hal tersebut sebagai tindakan yang tidak patut. Namun dengan ringannya PajungE berdalih,

"Tania Apinna Luwu manrei Sao Locci'e, naekiya Apinna mua Belawa."

Peristiwa tersebut kelak akan berdampak merugikan bagi La Dewaraja to Sengereng secara individu dan Kerajaan Luwu. Perlakukan semana-mena itu sedikit banyaknya menyebabkan pamor kewibawaan dan martabatnya menurut pandangan La Tadampare', sekutu yang di andalkannya. Karena sebagaimana yang tercermin pada nilai-nilai luhur orang Bugis, bahwa :

"Adami na to tau, molaitta gau', nrupaitta janci."

Tindakan yang melanggar janji dianggap sebagai sesuatu tindakan tercelah yang tidak berjiwa ksatria sehingga bertentangan dengan nilai siri na pesse yaitu Kehormatan dan kemanusiaan.

Tulisan Asli : http://andioddang.blogspot.com/
0

Sekilas Sejarah Belawa, Anak Emas Kerajaan Wajo

Sekilas Sejarah Kerajaan Belawa bagian Pertama.
Mesjid Darussalam, Belawa Wajo
Pada hamparan Daratan rendah yang terletak di penghujung sebelah Utara danau Tempe dan danau Sidenreng, terdapat sebuah pemukiman yang merupakan tempat dimana kerajaan kecil yang kemudian di sebut sebagai BELAWA .

Belawa berada di kawasan subur yang letak nya di kelilingi kerajaan-kerajan Besar, Yakni Kerajaan Wajo di sebelah Tenggara, Kerajaan Sidenreng di sebelah Barat dan kerjaan Soppeng berasa di seberang danau bagian selatan.

Belawa sekarang adalah salah satu kecamatan dari Kabupaten Wajo.

kisah Kerajaan Belawa ini kami kutip dari karya dari Puang Andi Oddang Tosessungriu sebagai Pemerhati Sejarah Bugis, sebagai mana Ungkapannya :

"Aku tidak MENULIS sejarah, Tapi kusedang MENGKAJI sejarah, agar kudapat MENGUKIR sejarahnya sendiri."


Ana'e Ri Wajo

Kerajaan Belawa didirikan oleh seorang pangeran dari Kerajaan Bulu Cenrana ( daerah Sidrap), bernama, La Monri Arung Belawa Mammulangnge Petta MatinroE ri Gucinna. Beliau lah yang memberi nama wilayah yang di dirikannya yaitu "Belawa" ( yaitu nama sejenis pohon besar yang getahnya dapat menyebabkan alergi pada kulit), sekaligus beliau memproklamasikan Belawa sebagai kerajaan berdaulat pada abad XIV Masehi.

Sebagaimana pada Lontara Sukkuna Wajo (LSW), bahwa pada penghujung abad XV terjadi peristiwa Rumpa'na Sidenreng, yakni perang berkepanjangan antara Kerajaan Luwu melawan Kerajaan Sidenreng yang melibatkan Kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya. Kemurkaan Pajung Luwu XVI (Raja Luwu) yang bernama La Dewaraja To Sengereng Dangkelalik Petta MatinroE ri Bajo pada seorang Raja Sidenreng yaitu Pateddungi Addaowang Addatuang Sidenreng IV mencetuskan peperangan diantara kedua Kerajaan Besar yang berpengaruh itu. Sementara itu, Kerajaan Sidenreng sebagai pihak yang bertahan mendapat dukungan dari empat kerajaan tetangganya yaitu, Kerajaan Belawa, Kerajaan Rappeng, Kerajaan Bulu Cenrana dan Kerajaan Otting, sehingga mampu bertahan dari gempuran pasukan Kerajaan Luwu yang notebene lebih besar kekuatannya. Hal inilah yang memaksa Pajung Luwu sendiri melakukan Muhibah (niat baik) ke Kerajaan Wajo untuk meminta bantuan kepada Arung Matoa Wajo (Raja Wajo) yang kala itu sedang di Jabat oleh La Tadampere' Puang ri Maggalatung. Ketika Perjalanan rombongan Pajung Luwu tiba di Topaceddo', dikirimlah utusan kepada Arung Matoa sambil membawa hadiah (oleh-oleh) berupa tiga orang ata (budak), tiga pasang sampu (sarung sutera) dan tiga pasang gelang emas sebagai pembuka kata penyampaian permohonan kiranya Arung Matoa berkenan ke Topaceddo' untuk menemui Raja Luwu.

Akhirnya pertemuan Pajung Luwu dan Arung Matoa Wajo itu berlangsung dengan Khidmat. Berkata Raja Luwu :

"Ammaseangga' Seajing, ce'de temmaegana, tepassiajinggi tanaE ri Luwu na tanaE ri Wajo. Seuwwa jaa nauru', seuwwa deceng nadduawai."

Berkata Raja Wajo :

"Kuru sumange'na waramparangmu na ada madecengmu, utarima usompawali, naiyyakia, iyya uwellau Opu, Ana'e Wajo na Ina Luwu. nasaba Iyyapa tau mappadaorane sinrajae."

Alangkah senangnya PajungE mendengar sambutan Arung Matoa yang rendah hati itu. PajungE berkata :

"Alamuni Larompong sipalili' mualatoi Siwa mattuttung salo pa'da'raii. Nappadaorowane tanaE Luwu, tanaE ri Wajo. Sisappareng deceng, tessisappareng Jawa."

Demikian lah pertemuan kerajaan itu yang ditandai dengan penanaman prasasti : LammumpatuE ri Topaceddo'. Penanaman prasasti itu dilaksanakan oleh To Ciung MaccaE ri Luwu sebagai perwakilan dari kerajaan Luwu dan La Paturusi To Maddauleng yang mewakili kerajaan Kerajaan Wajo.

Tertulis lah ikrar yang berbunyi :

" Naiyya assijancingenna tanaE Luwu, tanaE di Wajo, alle'ba'na Wajo. Namo napunippimua LuwuE panreiwi api Wajo naoto' sampa'i, napoadai, riunoi, to wajoe mokkotoi, Namo napunippimua wajoE panreiwi api Luwu naoto' sampa'i, napoadai, riunoi, Malilu sipakainge' mare'ba sipatokong, tessitereng ri bulue, tessinooreng ri lappa'e, tessijellokeng roppo-roppo. Namo maruttung lengngi'e, mawottong pere'tiwiE, temmalukka uluada tanaE. Nigi-nigi temmaringerrang ri uluada tanaE, iya kua apu-apunna tanana itello riampassangge ri Batue, Lettu ri monrinna temmaringerrangE uluadana tanana. Naripasawe' riase riawa. Nasa'bi Dewata seuwwaE appadaoroanengenna Luwu na Wajo.

Setelah pembacaan ikrar itu, PajungE menawarkan sebilah Kelewang (alameng) pada Arung MatoaE,

"Engka mua alamengku, Opu, Nakegana uleng tatanra terriwi Sidenreng ?, Tolak Raja Wajo sambil bertanya. Maka PajungE menyebut waktu yang akan ditetapkan untuk menyerbu kerajaan Sidenreng.

Mendengar jawaban itu, Arung Matoa Wajo menghunus Kelewang pusakanya sendiri lalu "mangngaru" (sumpah ksatria) dihadapan PajungE.

"Itawa' matu, Opu !, Urumpa'gi Sidenreng, upallalatung lipuuna, iwettaga' rekko tekkullei rumpa'i Sidenreng !."

Tulisan Asli : http://andioddang.blogspot.com/
0

Pengertian Puasa dan Keutamaannya

Makna puasa dalam bahasa Arab adalah " Shaum ". Kata Shaum berarti untuk menjauhkan diri dari sesautu, menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat-syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.
Tentang puasa dalam islam

DEFINISI PUASA 

Menurut Bahasa, puasa adalah menahan sesuatu, baik makanan, minuman, kata-kata atau perbuatan.

Menurut istilah, Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa baik dari makan, minum, hubungan suami istri, dengan disertai niat, mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

PERINTAH TENTANG PUASA

Allah Subhanallah Wataalah berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar bertaqwa." (QS. Al-Baqarah : 183 )

Di ayat lain :

"Bulan Ramadhan bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang Haq dan yang Bathil) maka barangsiapa mendapatkannya hendaklah ia puasa." QS. Al-Qur'an : 185

KEUTAMAAN-KEUTAMAN PUASA

👉 Puasa adalah penghalang dari siksa Neraka

Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka." HR. Ahmad 3/396

👉 Puasa akan memberikan Syafa'at bagi Orang yang menjalankannya 

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Puasa dan Al-Qur'an itu akan memberikan Syafa'at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata, ' Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan Syafa'at kepadanya.' Dan Al-Qur'an pula berkata , ' Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi Syafa'at kepadanya." Beliau bersabda, 'Maka Syafa'at keduanya diperkankannya.'". HR. Ahmad 2/174.

👉 Orang yang berpuasa akan mendapatkan Pengampunan Dosa

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

" Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni." HR. Bukhari 38, dan Muslim 760

🕵️ :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Saum
https://pinturizky.wordpress.com/2013/06/24/puasa-dalam-islam/

Minggu, 30 September 2018

0

Inilah Penyebab Susah Login di situs BKN


Banyak kendala saat mendaftar di link sscn.bkn.go.id, Pendaftaran CPNS 2018, mulai gagal login, sulit cetak kartu hingga kendala registrasi.
Pendaftaran CPNS 2018
Tentu harus ada antisipasi untuk menghadapi gagal login, sulit cetak kartu hingga kendala registrasi di link sscn.bkn.go.id sebagai situs resmi Pendaftaran CPNS 2018.

Memasuki hari kelima pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018, Minggu (30/9/2018) masih banyak calon pelamar yang mengeluhkan kesulitan untuk mengakses website sscn.bkn.go.id
Menanggapi ini Badan Kepegawaian Negara (BKN) pun membenarkan jika traffic penggunaan portal tersebut tengah padat.

Apa Penyebabnya ?

Melalui Twitternya pun, BKN berusaha menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh calon pelamar.

Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah terkait munculnya notifikasi 'Gagal Login' yang dialami oleh calon peserta.

"Saat ingin login namun ada notifikasi "Gagal login". Jangan panik juga, hal tersebut dikarenakan traffic yang sangat padat (banyak sekali yang mengakses). Mimin kemarin juga seperti itu, namun mencoba secara berkala hingga berhasil," jawab BKN, melalui Twitternya @BKNgoid, Minggu (30/9/2018).

Apa solusinya ?

Selain itu, BKN juga menjawab keluhan peserta yang hendak mencetak kartu tetapi justru muncul notifikasi kembali ke halaman sebelumnya.

"Hal lain adalah saat ingin cetak Kartu Informasi akun tapi muncul notifikasi kembali ke halaman sebelumnya. Silahkan kembali login dan mencoba cetak kartu akunnya lagi #SobatBKN, jika masih gagal ulangi lagi ya," tandas admin BKN

Gunakan koneksi internet yang Stabil

Melalui Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN, Mohammad Ridwan, pun memberikan solusi agar pelamar mudah saat melakukan pendaftaran.
Ridwan menyarankan para calon pelamar untuk menggunakan jaringan internet yang stabil ketika mengakses situs sscn.bkn.go.id.

Gunakan Laptop atau PC saat mendaftar 

“Memang ini load-nya dinamik ya. Karena itu, kita katakan berlomba. Memang di mana-mana sistem online begitu. Prinsipnya pasti bisa asalkan pakai internet koneksi stabil, dan kita sarankan pakai laptop atau desktop,” ujar Ridwan di kantornya, dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com.

Situs BKN tidak mengalami kendala

Dia bahkan melakukan uji coba sendiri di mana mengakses situs pada dini hari. Menurut Ridwan, situs tidak mengalami kendala yang berarti.

Ia menjamin pada waktu tersebut, traffic tidak tinggi sehingga situs SSCN akan mudah diakses.
Ridwan kemudian menegaskan jam-jam yang ideal untuk mendaftar CPNS 2018.

Waktu Ideal untuk mengakses

Perkiraan wkatu ini muncul mengacu pada traffic pengumuman formasi 19 September 2018 silam di mana web sscn.bkn.go.id mulai bisa diakses.
"Kalau lihat traffic pada 19 September, teman-teman banyak yang mengakses pada pukul 12.00 hingga 15.00 WIB.

Setelah mulai menyerah, sekitar pukul 16.30 sanpai 18.30 WIB akses justru turun 1/10-nya," terang Ridwan, dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com.

Ia lantas menegaskan, jam yang paling ideal untuk mengunjungi SSCN adalah pukul 16.30 WIB.
BKN tak berhenti mengingatkan kepada calon pelamar untuk berhati-hati saat melakukan registrasi.

Data yang sudah di input, tidak bisa di ubah

Pasalnya, jika calon pelamar terlanjur melakukan pengisian data, akan tetapi data yang diisikan salah, maka data yang telah terinput tidak dapat lagi diubah.

"Hai #SobatBKN, inget ya untuk berhati-hati saat melakukan registrasi terutama saat penginputan formasi. Jangan sampai salah input karena jika sudah registrasi itu data tidak dapat dirubah #2019JadiASN." tulis BKN melalui Twitternya @BKNgoid
Di lansir dari situs berita