CENDEKIA ULUNG : kisah-kisah Islam
Tampilkan postingan dengan label kisah-kisah Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah-kisah Islam. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Februari 2015

peristiwa penting sebelum hijrahnya Rasulullah ke Madinah
0

peristiwa penting sebelum hijrahnya Rasulullah ke Madinah

peristiwa sebelum hijrahnya Rasulullah ke Madinah.Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi sebelum Rasulullah dan umat Islam hijrah ke Madinah.

1. Dari generasi ke generasi, masyarakat Yahudi di Madinah dengan penuh harapan selalu menantikan Nabi Muhammad (SAW). Mereka ini selalu mengatakan kepada suku Aus dan Khazrij yang berkuasa di Madinah, “Jika Nabi Muhammad (SAW) telah datang maka dengan pertolongannya kami akan meruntuhkan kekuasaan kalian.”

2. Didalam musim haji tahun ke-sebelas Nabawi (kenabian), enam orang suku Khazrij menjumpai Rasulullah (SAW) dan memeluk Islam. Dengan jalan ini mereka berharap dapat menghukum orang-orang Yahudi dengan pertolongan dari beliau (SAW).Tahun berikutnya, bertambah lagi tujuh orang Madinah memeluk Islam. Rasulullah (SAW) mengutus Musaab bin Umair sebagai duta yang pertama sekaligus juru dakwah Islam.

3. Dalam tahun ke-13 Nabawi, 75 orang dari Madinah mengundang Nabi (SAW) untuk datang ke Madinah dan memberikan jaminan perlindungan terhadap beliau (SAW) dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

4. Lebih jauh lagi, selain jaminan keamanan, diantara Nabi (SAW) dengan para tamu dari Madinah itu pun terjadi hal terpenting dalam sejarah, dimana ummat Muslim mendapatkan ‘tanah-kelahiran’ baru untuk memulai pengembangan masyarakat Muslim disana. Maka Rasulullah (SAW) pun memberikan ijin hijrah ke Madinah kepada ummat Muslim.

PENGORBANAN TERBESAR:
Seorang Arab hanya dapat dikenali melalui ikatan kesukuannya. Jika ikatannya terputus maka ia pun menjadi ‘orang-hilang’ yang tanpa makna sekecil apapun. Siapa saja bisa membunuh si ‘orang-hilang’ itu tanpa harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Berhijrah berarti juga memutuskan diri dari ikatan kesukuan yang dimilikinya. Inilah pengorbanan terbesar yang telah dipilih oleh Nabi Muhammad (SAW) dan para pengikutnya, karena siapapun tidak perlu merasa takut untuk membunuh mereka.

Mereka melakukan pengorbanan sejauh itu hanya dan hanya demi untuk melaksanakan keIslaman mereka. Suku Quraisy di Makkah amat sangat geram mengetahui orang-orang Muslim bersama dengan suku-suku berkuasa di Madinah. Maka mereka berbuat segala cara untuk menimpakan penderitaan kepada orang-orang Muslim atas hijrah mereka itu. Salah satu contoh, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Ishaq, Abu Salamah (RA) mencoba untuk hijrah dari Makkah ke Madinah bersama istri dan seorang anak mereka. Maka para iparnya pun mengambil istrinya secara paksa, sedangkan keluarganya sendiri juga melarikan anaknya. Maka ia pun berhijrah seorang diri. Sang Istri menangis berhari-hari karena dipisahkan dari suami dan anaknya. Berselang setahun kemudian seorang dari suku si istri menaruh iba kepadanya dan membantunya mendapatkan ijin hijrah ke Madinah bagi istri dan anak Abu Salamah (RA).

Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa ketika Suhaib (RA) berusaha hijrah, Orang Quraisy berkata kepadanya, “Ketika dulu kamu datang kemari, kamu sangat miskin dan tak dipandang sebelah mata. Kini kamu kaya raya. Kami tak kan relakan kamu pergi membawa kekayaanmu.” Suhaib (RA) menjawab, “Jika kuberikan semua kekayaanku kepada kalian, akankah kalian relakan aku pergi?" Mereka menyetujui. Suhaib (RA) menyerahkan semua hartanya kepada mereka dan berhijrahlah ia ke Madinah. Mengetahui hal ini Rasulullah (SAW) berkata, “Suhaib telah melakukan pertukaran yang menguntungkan dirinya. Sungguh, Suhaib benar-benar telah melakukan pertukaran yang menguntungkan dirinya.”

Semua muhajirin mengalami hal-hal serupa itu. Meskipun harus menghadapi hal sedemikian, hampir semua Muslim memilih berhijrah ke Madinah. Orang Quraisy begitu marah melihat kenyataan ini. Pada suatu malam, mereka menempatkan pasukan yang beranggotakan perwakilan masing-masing suku; satu suku mengutus satu orang; di sekeliling rumah Rasulullah (SAW). Mereka bahu-membahu untuk melakukan pembunuhan terhadap beliau ketika keluar rumah di pagi hari. Dengan cara demikian maka suku darimana Nabi SAW berasal takkan dapat menuntut balas terhadap semua suku yang terlibat.

Perhatikan Surah Al-Anfal, ayat 30 berikut ini:
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu-daya.
Allah (SWT) memberitahu Rasulullah (SAW) perihal rencana jahat mereka. Beliau (SAW) kemudian menyampaikan kepada Ali (RA), “Tidurlah kamu di tempat tidurku dan berhijrahlah ke Madinah setelah kamu selesaikan pengembalian seluruh harta-benda (deposit) yang telah diamanahkan/dititipkan oleh orang-orang didalam rumahku.”

Beberapa Catatan Penting:
1. Bagaimanapun kebencian mereka, musuh-musuh yang haus darah itu paham betul bahwa Muhammad (SAW) adalah seorang yang amat dapat dipercaya. Maka mereka biasa menitipkan barang-barang berharga yang mereka miliki kepada beliau (SAW) demi alasan keamanan.

2. Sebelum Rasulullah (SAW) berhijrah, beliau memastikan terlebih dahulu bahwa barang-barang berharga titipan musuh-musuhnya, dalam keadaan bagaimanapun juga, harus dikembalikan kepada mereka.

3. Ali (RA) merasa yakin bahwa ia akan tetap selamat dan sanggup melaksanakan pesan yang sulit itu sebab yang menugaskannya adalah Rasulullah (SAW).

4. Nabi Muhammad (SAW) menhargai bakat yang dimiliki oleh Ali (RA) walaupun ketika itu Ali (RA) masih muda belia.

SEBUAH MUKJIZAT
Rasulullah (SAW) pergi meninggalkan rumah beliau pada malam hari dengan berjalan-kaki melewat musuh-musuh yang mengepung rumah beliau, sambil membaca ayat ke-9 dari Surah Yaa-Siin:
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

Maka Allah (SWT) pun menghalangi penglihatan mereka sehingga mereka tak dapat melihat Rasulullah (SAW) meskipun beliau sempat menaburkan debu keatas kepala setiap anggota pasukan yang mengepung di sekitar rumah beliau.

PERJALANAN HIJRAH RASULULLAH (SAW)
Dari rumah beliau; Rasulullah (SAW) pergi menuju rumah Abu Bakar (RA) dan kemudian mereka berdua melompat keluar melalui jendela belakang rumah dan melarikan diri di kegelapan malam sebagaimana telah direncanakan. Berdua saja mereka menempuh jarak lebih-kurang 7.5 Km menuju sebuah goa yang dikenal dengan sebutan “Goa Tsur”.

Orang-orang kafir amat sangat marah karena ternyata adalah Ali (RA) yang berada di tempat tidur Nabi Muhammad (SAW), maka pencarian dan pengejaran secara besar-besaran terhadap Rasulullah (SAW) pun mereka lakukan. Mereka mengumumkan sayembara berhadiah 100 ekor onta bagi siapa saja yang dapat menyerahkan kepala Nabi (SAW).

SATU MUKJIZAT LAGI:
Sepasukan orang kafir telah sampai di depan goa Tsur. Mereka mendapati adanya sarang laba-laba di mulut goa. Mereka pun berkesimpulan bahwa Rasulullah (SAW) tidak masuk kedalam goa, sebab jika beliau (SAW) memasuki goa maka tentu sarang laba-laba itu telah rusak. Sekelompok yang lain, juga sampai di mulut goa itu dan mendapati sebuah sarang burung lengkap dengan beberapa butir telur burung yang berada tepat di mulut goa Tsur. Mereka pun berkesimpulan bahwa Rasulullah (SAW) tidak pernah masuk kedalam goa ini, sebab jika hal itu terjadi maka tentulah jaring laba-laba dan sarang burung itu sudah tidak lagi berada pada tempatnya.

Perhatikanlah hal ini; musuh sebenarnya hanya kira-kira satu meter dari beliau (SAW), namun Allah (SWT) melindungi Nabi-Nya dengan ciptaan-Nya yang paling rapuh; yakni sebuah jaring laba-laba.
Setiap kali, Abu Bakar (RA) berujar, “Jika saja musuh kita membungkukkan badan, mereka pasti dapat melihat kita.” Rasulullah pun menjawab, “Janganlah cemas, pertolongan Allah (SWT) menyertai kita.”.

Surah At-Taubah , ayat-40:
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka-cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Maka hanya atas Kasih-sayang Allah (SWT) sajalah mereka berdua bisa bersikap tenang didalam keadaan yang sedemikian genting, dan Allah pun menolong mereka berdua dengan pasukan-Nya yang tak terlihat oleh mata manusia.

DI DALAM GOA TSUR:
Rasullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.

1. Abdullah bin Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan menyampaikan berita perihal berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir kepada mereka berdua. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-olah ia selalu berada di Makkah.

2. Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam goa pada malam hari sehingga Rasulullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) bisa minum susu domba hingga cukup kenyang. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah sebelum fajar selang beberapa waktu setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Makkah, dengan demikian jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.

3. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar (RA) datang ke goa ini, setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.
4. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi (SAW) sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu. Abu Bakar (RA) pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk onta itu. Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang dinamai Quswa.

5. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.

MUKJIZAT BERIKUTNYA:
Selama menempuh perjalanan dari makkah ke Madinah rombongan mereka lewat di dekat kemah Ummu Maabad. Mereka pun bertanya, “Adakah kamu memiliki sesuatu yang boleh kami makan atau minum?” Ia menjawab, “Maaf, sudah tidak ada sama sekali. Bahkan domba-domba kami pun sedang digembalakan jauh dari sini oleh suami saya.” Rasulullah (SAW) melihat seokor domba berada di dekat kemah, maka beliau pun bertanya, “Bagaimana dengan domba ini?” Ummu Maabad berkata, “Domba ini sangat lemah, tidak ada susu padanya setetes pun.” Nabi (SAW) bertanya, “Bolehkah aku coba memerah susunya?” Ia pun mempersilahkan, “Cobalah, sekiranya bisa mendapatkan susu darinya.”

Kemudian beliau (SAW) mengelus domba itu seraya memanjatkan doa dan mulai memerah susu domba itu dan ditampung dalam sebuah wadah. Ummu Maabad pun diberi minum susu domba itu hingga puas. Begitu juga dengan mereka yang menyertai beliau, mereka pun minum hingga puas.
Sekali lagi beliau memerah susu domba itu sepenuh wadah dan meninggalkannya untuk Ummu Maabad. Manakala suami Ummu Maabad kembali ke kemahnya, ia pun terperanjat melihat ada sediaan susu. Diceritakanlah kepada sang suami bahwa seorang yang sangat mulia akhlaqnya baru saja mengunjunginya. Ia gambarkan juga ciri-ciri tamunya itu. Sang suami berkata, “Ciri-cirinya serupa benar dengan seseorang yang sedang dicari-cari oleh orang-orang Quraisy. Semoga saja aku dapat menjadi sahabatnya.” (Zadul Ma'ad).

Adapun rombongan Rasulullah (SAW) melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Suraqah bin Malik mengejar mereka dengan menunggang kuda dan berharap dapat menangkap dan menyerahkan Nabi (SAW) kepada kaum Quraisy agar dapat memenangkan hadiah seratus ekor onta. Namun, begitu ia telah begitu dekat dengan rombongan itu, kuda yang ditungganginya terjatuh. Entah bagaimana, kaki kuda itu terbenam kedalam pasir. Ia telah mengupayakan empat hal dengan hasil yang sama. Suraqah menyadari bahwa ia telah berusaha menangkap Rasulullah (SAW). Ia berjalan menghampiri Nabi (SAW) dan menyampaikan maksud jahat dengan kehadirannya disitu. Suraqah memohon agar Rasulullah (SAW) memaafkan dirinya beserta semua warga sukunya, dan juga memohon agar beliau (SAW) tidak menuntut balas terhadap mereka kelak pada waktu menaklukan kaum Quraisy. Rasulullah (SAW) dengan sangat bijaksana meluluskan permintaan Suraqah. Kelak kemudian, Suraqah pun memeluk Islam. (Zadul Ma’ad).

Buraidah Aslami, seorang kepala suku, juga ikut melakukan pengejaran dan pencarian terhadap Rasulullah (SAW) demi memenangi sayembara berhadiah yang diadakan oleh kaum Quraisy. Ia telah mengetahui posisi rombongan Nabi (SAW) dan iapun mendekat dan berbicara kepada beliau (SAW), namun pada akhirnya beliaupun dapat menundukkan hati Buraidah, sehingga Buraidah berikut tujuh-puluh orang lelaki warganya pun memeluk Islam, diantaranya langsung pada saat itu dan ada juga yang kemudian. Ia kibarkan bendera putih yang terbuat dari sorbannya dan kembali pulang ke Makkah sambil mengumumkan dengan suara keras bahwa, Rasulullah; sang raja perdamaian dan keadilan; sedang dalam perjalanan. (dari kitab Rahmatul-‘Alamin oleh Mohammad Sulaiman).
TIBA DI QUBA’:

Penduduk Madinah dan suku-suku di sekitarnya telah berhari-hari menantikan kedatangan Rasulullah (SAW), mereka duduk berkelompok di sekitar tempat tinggal mereka. Manakala telah tengah hari dimana terik matahari sudah tak tertahankan, mereka kembali masuk ke dalam rumah masing-masing. Di suatu siang, seorang Yahudi sedang mendaki sebuah bukit kecil bermaksud mencari sesuatu yang bisa berguna. Ia melihat Nabi (SAW) beserta para sahabat beliau dalam pakaian putih-putih sedang berjalan mendekati Quba’. Maka, dengan suara lantang ia umumkan hal ini kepada orang-orang Arab.

Ummat Muslim Quba’ pun bergegas keluar rumah berhiaskan pedang di tangan, penuh keriangan menyambut kehadiran Nabi Muhammad (SAW). Abu Bakar (RA) menjabat tangan dengan mereka satu-persatu, Nabi (SAW) duduk beristirahat. Pada waktu bersamaan, sinar matahari jatuh tepat ke wajah Rasulullah (SAW). Abu Bakar (RA) pun segera memayungkan selembar kain alas keatas Nabi (SAW) untuk melindungi beliau dari sengatan sinar matahari. Dengan demikan mengertilah mereka bahwa itulah Rasulullah (SAW). (Bukhari).

Maka saat itu juga orang-orang Yahudi menjadi saksi atas terpenuhinya janji Allah (SWT) didalam kitab suci mereka, dimana disebutkan didalamnya bahwa datangnya dari arah selatan, dan Sang Quddus (insan suci) itu berasal dari pegunungan Faran.

Selang beberapa hari kemudian, Nabi (SAW) mendirikan masjid di Quba sebagaimana disebutkan didalam Al-Qur’an. Beliau (SAW) dan seluruh sahabat terlibat langsung dalam pembangunan masjid ini. Semua Muslim adalah setara dan mereka semua sangat antusias untuk memperoleh balasan dari Allah (SWT). Setelah bermalam beberapa hari, Rasulullah (SAW) dan para sahabat melanjutkan perjalanan menuju Madinah pada hari Jum’at dan melaksanakan Shalat Jum’at di sebuah lahan di lingkungan suku Banu Salim Bin Auf. Sampai sekarang masih dapat kita saksikan sebuah masjid tegak berdiri di tempat itu, masjid itu dinamakan Masjid Jum’ah.

TIBA DI MADINAH
Setiba Rasulullah (SAW) di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka di dekat rumah Abu Ayyub Ansari (RA). Maka beliau (SAW) pun menetap di tempat itu sampai terselesaikannya pendirian Masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh untuk beliau. Seluruh sahabat bersama-sama Nabi (SAW) juga secara langsung turun tangan dalam pembangunan Masjid Nabawi, sebagaimana juga mereka melakukan bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.

Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah (RA) and Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman (RA) juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar (RA). Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke Madinah setelah terjadi peperangan Badar.

Di Madinah, Rasulullah (SAW) memanjatkan doa (yang artinya) sebagai berikut, “Wahai Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan lebih dari itu. Kami mohon, jadikanlah iklimnya menyehatkan bagi kami. Tambahkanlah keberkahan didalam takaran (shaq dan mud) kami, dan pindahkanlah panasnya Madinah hingga ke Juhfah.” Allah (SWT) mengabulkan doa beliau dan beliaupun menetap di Madinah karena begitu cintanya beliau terhadap kota ini. (Bukhari).

ARTI PENTING HIJRAH:
Hijrah telah membawa akibat-akibat yang lebih jauh:

1. Dari peristiwa ini, terjadi perubahan sosial. Islam sebagai sebuah kelompok/golongan didalam masyarakat telah berkembang menjadi sebuah kesatuan Ummat Islam. Maka sirnalah diskriminasi atas dasar warna kulit, kredo, ataupun kekayaan. Semua Muslim setara/egaliter.

2. Menurut para ahli sejarah Muslim, Rasulullah (SAW) tiba di Quba‘ pada tanggal 16 Juli 632 M. yang mana berada dalam bulan Muharram, dari sinilah dimulainya perhitungan kalender Hijriyah.

3. Adalah di Madinah, diletakkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) Islam. Peristiwa bersejarah berupa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama dengan kelompok Yahudi dan beberapa suku yang lain menjadi panduan bagi generasi-generasi yang kemudian.

4. Diantara sekian banyak sahabat Nabi (SAW), beliau memilih Abu Bakar (RA) sebagai teman dalam perjalanan hijrah. Hal ini di abadikan didalam Al-Quran, Surah At-Taubah. Ini merupakan penghargaan paling utama bagi Abu Bakar (RA).

5. Setiap orang yang berpola-pikir adil dan terbuka, dari tulisan ini dapat mengambil kesimpulan bahwa Abu Bakar (RA) telah memiliki peranan yang amat penting dalam peristiwa Hijrah. Maka sungguh amat menyedihkan bahwasanya sebagian orang masih menilai secara tidak adil terhadap diri sahabat yang demikian dihormati ini.

referensi : https://www.facebook.com/KumpulanSejarahIslam

Selasa, 05 Februari 2013

Allah pun tertawa
0

Allah pun tertawa



Kisah-kisah Islam | Allah pun tertewa karenanya. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan orang yang paling terakhir masuk surga. Dia adalah seorang lelaki yang keluar dari neraka sembari merangkak. Allah tabaraka wa ta’ala berkata kepadanya, ‘Pergilah kamu, masuklah ke dalam surga.’ Kemudian diapun mendatanginya dan dikhayalkan padanya bahwa surga itu telah penuh. Lalu dia kembali dan berkata, ‘Wahai Rabbku, aku dapati surga telah penuh.’ Allah tabaraka wa ta’ala berfirman kepadanya, ‘Pergilah, masuklah kamu ke surga.’.” Nabi berkata, “Kemudian diapun mendatanginya dan dikhayalkan padanya bahwa surga itu telah penuh. Lalu dia kembali dan berkata, ‘Wahai Rabbku, aku dapati surga telah penuh.’ Allah tabaraka wa ta’ala berfirman kepadanya, ‘Pergilah, masuklah kamu ke surga. Sesungguhnya kamu akan mendapatkan kenikmatan semisal dunia dan sepuluh lagi yang sepertinya’ atau ‘Kamu akan memperoleh sepuluh kali kenikmatan dunia’.” Nabi berkata, “Orang itu pun berkata, ‘Apakah Engkau hendak mengejekku, ataukah Engkau hendak menertawakan diriku, sedangkan Engkau adalah Sang Raja?’.” Ibnu Mas’ud berkata, “Sungguh, ketika itu aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi taringnya.” Periwayat berkata, “Maka orang-orang pun menyebut bahwa dialah sang penghuni surga yang paling rendah kedudukannya.” Dalam riwayat lain disebutkan: Maka Ibnu Mas’ud pun tertawa, lalu berkata, “Apakah kalian tidak bertanya kepadaku mengapa aku tertawa?”. Mereka menjawab, “Mengapa engkau tertawa?”. Beliau menjawab, “Demikian itulah tertawanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. -Ketika itu- mereka -para sahabat- bertanya, ‘Mengapa anda tertawa wahai Rasulullah?’. ‘Disebabkan tertawanya Rabbul ‘alamin tatkala orang itu berkata, ‘Apakah Engkau mengejekku, sedangkan Engkau adalah Rabbul ‘alamin?’. Lalu Allah berfirman, ‘Aku tidak sedang mengejekmu. Akan tetapi Aku Maha kuasa melakukan segala sesuatu yang Kukehendaki.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [2/314-315]

Hadits yang agung ini memberikan pelajaran, di antaranya:
  1. Beriman terhadap keberadaan surga dan neraka. Surga merupakan tempat tinggal bagi orang-orang yang beriman, sedangkan neraka merupakan tempat tinggal orang-orang yang kufur kepada Rabbnya

  2. Iman kepada hari akhir serta pembalasan amal manusia kelak di akherat

  3. Iman kepada perkara gaib

  4. Iman bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah benar-benar utusan Allah yang berbicara berlandaskan wahyu dari-Nya, bukan menyampaikan dongeng atau cerita yang beliau karang sendiri 

  5. Dorongan untuk beramal salih agar termasuk penduduk surga, dan peringatan dari kemaksiatan yang dapat menyeret pelakunya ke dalam jurang neraka

  6. Boleh tertawa, dan hal itu bukanlah perkara yang dibenci dalam sebagian kondisi dan kesempatan. Hal itu juga tidak menyebabkan jatuhnya muru’ah/kehormatan selama tidak sampai melampaui batas kewajaran (lihat Syarh Muslim [2/315])

  7. Boleh menirukan tertawanya orang lain dengan tujuan menggambarkan keadaan sosok yang patut diteladani sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Mas’ud menirukan tertawanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat Fath al-Bari [11/503])

  8. Pada hari kiamat kelak, Allah berbicara kepada hamba-hamba-Nya (lihat Shahih al-Bukhari, Kitab at-Tauhid, hal. 1490-1491)

  9. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu

  10. Allah adalah Sang Raja (al-Malik) yang menguasai jagad raya

  11. Allah adalah Rabb (pemelihara dan pengatur) alam semesta

  12. Allah Maha berkehendak

  13. Allah pun bisa tertawa, namun tertawanya Allah tidak sebagaimana makhluk. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. asy-Syura: 11). Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Para salaf telah bersepakat menetapkan ‘tertawa’ ada pada diri Allah. Oleh sebab itu wajib menetapkannya (menerimanya, pent) tanpa menyelewengkan maknanya, tanpa menolaknya, tanpa membagaimanakan sifatnya, dan tidak menyerupakannya. Itu merupakan tertawa yang hakiki yang sesuai dengan -keagungan- Allah ta’ala.” (lihat Syarh Lum’at al-I’tiqad, hal. 61)

  14. Kenikmatan yang ada di Surga jauh berlipat ganda daripada kenikmatan di alam dunia (lihat Shahih Bukhari, Kitab ar-Riqaq, hal. 1329). Oleh sebab itu tidak selayaknya kenikmatan yang sedemikian besar ‘dijual’ demi mendapatkan kesenangan dunia yang sedikit dan sementara saja, bahkan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan akherat

  15. Khayalan atau perasaan tidak bisa dijadikan sebagai pegangan, tetapi yang dijadikan pegangan adalah wahyu/dalil atau perkataan orang yang benar-benar mengetahui/berilmu

  16. Wajib mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya

  17. Luasnya rahmat Allah ta’ala, tatkala orang yang paling terakhir keluar dari neraka pun masih merasakan kenikmatan surga yang sepuluh kali lipat dari kenikmatan dunia

  18. Orang mukmin yang dihukum di neraka karena dosa besarnya maka suatu saat akhirnya diapun akan dikeluarkan darinya dan masuk ke dalam surga. Sehingga ini merupakan bantahan bagi Khawarij yang beranggapan bahwa pelaku dosa besar kekal di dalam neraka (lihat Syarh Muslim [2/323])

  19. Ada sebagian orang beriman yang ‘mampir’ dulu ke neraka sebelum dimasukkan ke dalam surga, tentu saja hal itu bukan karena kezaliman Allah namun karena dosa besar yang mereka lakukan

  20. Peringatan atas bahaya dosa-dosa besar bagi pelakunya di akherat kelak -apabila dia belum bertaubat darinya-, karena pelakunya termasuk golongan orang yang diancam dengan siksa neraka, wal ‘iyadzu billah
     
  21. Tidak boleh bersikap meremehkan dosa-dosa besar

  22. Orang yang benar-benar memahami keutamaan tauhid bukanlah orang yang menganggap sepele dosa-dosa besar. Oleh sebab itu Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia sedang duduk di bawah bukit yang dia khawatir akan runtuh menimpa dirinya. Adapun orang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di atas hidungnya kemudian cukup dia usir dengan cara seperti ini -yaitu dengan menggerakkan tangannya semata-.” (lihat Fath al-Bari [11/118])
     
  23. Hadits ini juga menunjukkan keadilan Allah ta’ala dimana Allah memberikan hukuman kepada orang-orang yang berbuat dosa besar kelak di akherat sesuai dengan kehendak-Nya, meskipun bisa saja Allah berkehendak untuk mengampuninya (untuk sebagian hamba-Nya) 

  24. Hadits ini menunjukkan keutamaan orang yang lebih dulu masuk surga

  25. Anjuran untuk berlomba-lomba dalam beramal supaya bisa menjadi golongan orang yang terdahulu masuk surga

  26. Orang yang masuk surga itu bertingkat-tingkat dalam hal keutamaan diri dan balasan yang mereka dapatkan

  27. Hadits ini menunjukkan keutamaan tauhid, karena tidaklah orang masuk surga kecuali karena tauhid yang dilaksanakannya ketika di dunia

  28. Hadits ini juga menunjukkan bahaya syirik dan kekafiran, karena tidaklah seorang kekal di dalam neraka melainkan karena sebab dosa syirik besar dan kekafiran yang dilakukan olehnya


    referensi :
    - http://abumushlih.com/allah-pun-tertawa-karenanya.html/

Minggu, 03 Februari 2013

0

Kisah-kisah Islam | Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq (2)






Kisah-kisah Islam | Khalifah Abu Bakar Ash Siddiq {2}. lanjutan dari kish sebelumnya di sini.

Qadhi, Sekretaris dan Pemungutan Zakat di masa Kekhalifahan Abu Bakar.

Sebelum Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah, profesi beliau dalam mencari nafkah adalah seorang pedagang, setelah dilantik sebagai khalifah maka sebagaimana biasanya beliau berangkat ke pasar untuk berdagang, dijalan beliau bertemu dengan Umar bin Al-Khattab dab Abu Ubaidah bin al-Jarrah, keduanya menghampirinya dan berkata, " Profersimu sebagai pedagang kini sudah tidak sesuai lagi sejak engkau mengemban amanat yang amat besar ini. " Abu Bakar ash-Siddiq menjawab, " jika tidak dengan berdagang seperti ini bagaimana aku dapat menghidupi anak istriku ? ". Keduanya menjawab, " Mari ikut kami agar kami siapkan untukmu gaji."

Maka sejak itu Abu Bakar diberi setengah kambing dan dijamin baginya pakaian beserta sandang pangan, Umar berkata, " Biarlah aku yang mengurusi masalah Qadha (Peradilan), selanjutnya Abu Ubaidah berkata, " Serahkan kepadaku urusan pajak." Umar berkata, " Sejak aku menjabat sebagai Qadhi di peradilan, selama sebulan penuh aku duduk menganggur tidak satupun terjadi persengketaan antara dua orang."

Dan yang menjadi sekretaris dan juru tulisnya adalah Zaid bin Tsabit, Utsman bin Affan atau siapa yang hadir ketika itu di sisinya.

Adapun gubernur untuk wilayah Mekah adalah Itab bin Sa'id, untuk wilayah Tha'if adalah Utsman bin Abi al-Ash, untuk wilayah Shan'a adalah Muhajir bin Abi Umayyah, untuk wilayah Hadramaut adalah Ziyad bin Lubaid, untuk wilayah Khaulan adalah Ya'la bin Umayyah, untuk wilayah Zubeid dan rima adalah Abu Musa al-Asy'ari, untuk wilayah al-Janad adalah Mu'adz bin Jabal, untuk wilayah Bahrain aladah al-Ala' bin Hadrami.

Beliau juga mengutus Jabir bin Abdillah al-Bajalli ke Najran, Abdullah bin Tsaur - salah seorang dari Bani al-Ghauts- diutus ke daerah Jurasy, kemudian beliau mengutus Iyadh bin Ghanm al-Fhari ke Daumatul Jandal, wilayah Syam diserahkan kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Syarahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan, Amru bin al-Ash, seluruhnya adalah pemimpin pasukan di bawah satu komandan yaitu Khalid bin Walid.

Krtika itu Abu Bakar belum mendirikan baitul mal secara independen melainkan hanyalah mengambil sebuah kamar kecil di rumahnya yang berada di sanuh, ketika salah seorang sahabat berkata padanya, " Tidakkah engkau memerlukan penjaga Baitul Mal tersebut ? " Dia menjawab, " Tidak, sebab kamar tersebut memiliki gembok yang terkunci, Namun ketika beliau pindah ke rumahnya yang di samping masjid Nabawi maka beliau harus memindahkan baitul mal tersebut ke sana. Ketika Abu Bakar wafat, maka Umar membuat para penjaga baitul mal secara khusus , ketika beitul mal di buka ternyata mereka tidak menemukan apapun.

 Usia dan wafatnya Abu Bakar ash-Siddiq radhiyallahu anhu

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, " Abu Bakar ash-Siddiq wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Magrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam  itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya Jumadil Akhir tahun I3 H, setelah beliau mengalami sakit selama I5 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin Al-Khattab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan, setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.

Masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan, dan beliau wafat pada tahun 63 tahun persis dengan usia Nabi shallallahu alaihi wa sallam, akhirnya Allah mengumpulkan jasad mereka dalam satu tanah, sebagaimana Allah mengumpulkan mereka dalam kehidupan.

Sebelum wafat beliau telah mewasiatkan agar seperlima dari hartanya disedekahkan sembari berkata, " Aku akan menyedahkan hartaku sejumlah yang Allah ambil dari harta Fai' kaum muslimin." Ketika beliau dalam kondisi sekarat, ada yang berkata kepadanya, " Maukah anda jika kami carikan seorang dokter ? " maka spontan di menjawab, " Dia telah melihatku (maksudnya Allah) dan Dia berkata, " Sesungguhnya Aku akan berbuat apa-apa yang Kukehendaki, "

Disebutkan bahwa sebab beliau jatuh sakit dan wafat bahwa beliau dan aL-Harits -seorang dokter yang masyhur- pernah memakan Khazirah ( yaitu daging yang telah lewat satu hari, dan di campur dengan tepung setelha masak) yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu berkata al-Harits, " Angkatlah tangan anda wahai Khalifah Rasulullah,  demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, " maka Abu Bakar segera mengangkat tangannyta, sejak itu keduanya selalu merasa sakit hingga keduanya wafat satu tahun kemudian. Versi lain ada yang mengatakan bahwa sebab wafatnya beliau karena mandi pada waktu musim dingin yang bersangatan, yang membuat beliau demam lalu wafat karena itu.

Dalam keadaan sakit beliau melanturkan sebuah bait syair,

Engkau selalu memberikan kabar duka cita atas kematian kekasihmu

Hingga kini engkaulah yang akan merasakan kematian itu

Banyak orang memiliki cita-cita

Namun kematian jualah yang menghadang segalanya.
 
Ketika sakratul maut pertanda ajal yang akan menjemputnya datang, putrinya Aisyah -Ummul mukminin- membacakan sebuah syair,

Sesungguhnya tidak guna kekayaan bagi seseirang

ketika  dada terasa sempit dan susah bernafas

 Mendengar itu beliau memandang kepada Aisyah radhiyallahu anha seolah-olah marah dan berkata,
"jangan katakan demikian wahai Ummul mukminin , namun katakan,

"Dan datanglah sakratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari padanya." (Qaf : I9)

Di antara wasiat beliau kepada Aisyah , Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar maka Umar berkata, " Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya."

Ketika Salman al-Farisi datang menjenguknya, Salman berkata, ": Wahai Khalifah Rasulullah shallallahu alahi wa sallam berikan aku wasiat, sebab kulihat engkau tidak akan dapat lagi melakukannya setelah hari ini. " Maka Abu bakar menjawab, " wahai Salman, pasti akan terjadi penaklukan (negeri -negri non muslim) tapi aku tidak pernah mengetahui apa-apa yang engkau peroleh dari bagianmu kecuali apa-apa yang dapat engkau makan dan engkau masukkan ke dalam perutmu, atau apa-apa yang dapat kau kenakan di atas punggungmu (pakaianmu), dan ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat lima waktu, maka dia telah berada dalam lindungan Allah pada pagi maupun sore harinya, dan jangan sampai engkau membunuh seorang ahli dzimmah, maka kelak Allah pasti akan menuntutmu di hari kiamat dan mencampakkan dalam keadaan tersungkur dengan wajahmu ke dalam neraka.

Ibn Sa'ad menyebutkan dengan sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia berkata, " Abu Bakar dikafankan dalam dua kain yang berwarna putih, dan satu lagi berwarna lain, beliau berpesan, " Sesunggunya orang yang masih hidup membutuhkan kain dari orang yang telah mati, sebab kain kafan hanyalah menutup apa-apa yang akan keluar dari hidung maupun mulutnya."

Beliau dimakamkan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam kamar (Aisyah) dan beliau dishalatkan oleh Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu.

Beliulah yang pertama kali diangkat oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai amir dalam pelaksanaan ibadah haji pertama dalam Islam yaitu pada tahun 9 H, dan pada tahun berikutnya Rasululah shallallahu alaihi wa sallam baru melaksanakan ibadah haji Wada'. Ketika beliau diangkat menjadi Khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk menjadi amir haji pada tahun 11 H, dan tahun berikutnya baru beliau berangkat haji..

Wallahu a'lam bishawab...



Sumber postingan CENDEKIA || http://kisahislam.net/2011/08/08/khalifah-abu-bakar-ash-shiddiq-bag-02/

Sabtu, 02 Februari 2013

0

Kisah-kisah Islam | Baunya wangi, karena menghindari maksiat

Kisah-kisah Islam | Baunya wangi, karena menghindari maksiat. Ada yang bertanya kepada Abu Bakar al- Miski,:

"Kami selalu mencium wangi misik darimu, Mengapa begitu. ?"

Ia menjawab : "Demi Allah, selama bertahun-tahun aku tidak pernah memakai wewangian misik. Semua karena seorang perempuan menipuku. Ia membawaku masuk ke rumahnya, kemudian menutup seluruh pintu yang ada. Setelah itu, ia merayuku. Aku bingung dan tidak tahu harus bagaimana.

Akhirnya aku katakan padanya kalau aku perlu bersuci. Lalu perempuan itu menyuruh budak perempuannya menyertainya ke tempat peristirahatan. Aku pun berangkat. Setibanya di sana, kuambil " udzrah (sejenis obat), lalu kebalurkan ke sekujur tubuhku. Selanjutnya, aku kembali menemui perempuan tersebut dalam keadaan tubuh berbau 'udzrah. Saat melihatku, perempuan itu terkejut, lalu aku disuruh keluar karena sudah tidak menginginkan ku lagi. Aku pun berlenggang menjauh dan mandi.

Pada malam itu juga, ketika tidur aku bermimpi ada seseorang yang berkata kepadaku, "Engkau telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain. Sungguh engkau akan mewangi di dunia dan akhirat. "Di pagi hari, wangi musik menebar dariku, dan demikian itu berlangsung sampai sekarang. " (Ibnu Jauzi. Al-Mawa'izh wa al-Majalis . hal 224)


Sumber postingan CENDEKIA || http://kisahislam.net/2012/12/01/menghindari-maksiat-wangi-bau-misik-selalu-tercium-dari-tubuhnya/

Kamis, 31 Januari 2013

0

Kisah-kisah Islam | Kedermawanan para sahabat Nabi





Kisah-kisah Islam | Kedermawanan sahabat-sahabat Nabi. Begitu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tiba di kota Madinah, untu beliau menderum di kebun milik dua orang anak dari kalangan sahabat beliau. Maka, tempat itulah yang dijadikan sebagai areal masjid. Kedua anak tersebut lebih memilih menghibahkan tanah itu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Di dalam hadis tentang peristiwa hijrah yang panjang disebutkan, " Lalu, beliau mengendarai binatang tunggangannya dengan diiringi orang-orang. Sampi akhirnya, binatang tersebut menderum di lokasi (calon) masjid Rasulullah shallallahu alaihi  wa sallam di Madinah. Di tempat itu, hari itu juga beliau mendirikan shalat bersama kaum muslimin. Lokasi tersebut adalam kebun kurma milik Suhail dan Sahl, dua orang anak yatim yang berada di bawah asuhan As'ad bin Zurarah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ketika binatang tungganganntya menderum di tempat tersebut, " Tempat ini, insya Allah, akan menjadi tempat tinggal (saya)." Kemudian, beliau memanggil dua orang anak pemilik tanah tersebut dan menawar tanah mereka untuk dijadikan mesjid. Keduanya berkata, " Tidak, bahkan kami mengibahkannya untukmu , wahai Rasulullah, " Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam rnggan untuk menerimanya sebagai hibah, hingga beliau membelinya dari keduanya (HR. BUKHARI no, 3906)

Lihatlah, salah seorang dari kaum muda sahabat, Ketika ia menerima warisan dari ibunya berupa sejumlah harta yang menyenangkan jiwa, ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang sedekah yang mesti ia keluarkan. Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, ia berkata, " Seorang anak datang kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam - menurut riwayat lain, " Seorang bertanya kepada Rasulullah shallallalahu alihi wa sallam-, " Wahai Rasulullah , ibuku telah meninggal dan meninggalkan perhiasan. Apakah aku boleh menyedekahkannya ats nama ibuku ? " Beliau bertanya, " Ibumu menyuruhmu untuk melakukannya ? " Ia berkata, " Tidak. " Beliau bersabda, "Tahanlah kalung ibumu itu."

Ubaidillah bin Abbas terkenal sebagai seorang dermawan. Ibnu Sa'ad berkata ," Abdullah dan Ubaidillah, dua orang putra Abbas. Jika keduanya datang ke kota Mekah maka Abdullah menyebarkan ilmu ke segenap penduduknya, sedang Ubadillah membagi-bagikan makanan untuk mereka. Ubaidillah adalah seorang pedagang."

Pada peristiwa kahndaq, di saat penderitaan kaum muslimin menjadi-jadi, Jabir meresa sedih melihat kondisi yang menimpa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ia memiliki kisah mepahlawanan tersendiri yang ia tuturkan sendiri, " Pada hari-hari pertempuran Khandaq, kami menggali parit. Ada sebongkah batu keras yang menghalang. Orang-orang datang menemui Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam seraya berkata, " ada batu keras yang melintang di parit." Beliau bersabda, " Aku yang akan turun (tangan)." Lalu, beliau berdiri, sedangkan ketika itu ada batu yang terikat di perut beliau. Kami melewati tiga hari tanpa menyantap makanan. Rasulullah shallallalahu alaihi  wasallam mengambil godam dan memukulkannya (ke batu), hingga batu itu hancur menjadi pasir berhamburan. Aku berkata, " Wahai Rasulullah, izinkan aku kembali pulangke rumah," Aku berkata kepada istriku, " Aku melihat pada diri Rasulullah sebuah kesabaran. Apakah kamu ada sedikit makanan ? Istriku menjawab, " Aku punya gandum dan seekor anak kambing." Aku pun menyembelih kambing dan menumbuk gandum. Lalu, aku masukkan daging ke dalam periuk. Aku datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika adonan telah melunak dan daging dalam wadah di atas tungku hampir matang. Aku berkata, " Aku mempunyai sedikit makanan, silahkan Anda datang bersama satu atau dua orang ke rumahku. "Beliau bertanya, " Seberapa banyak jumlah makanan  itu ? " Aku beritahukan jumlahnya. Beliau bersabda, " Makanan yang banyak dan baik." Beliau melanjutkan, " Katakan kepada istrimu untuk tidak mengangkat pembakaran dan adonan roti dari perapian hingga aku datang. " Beliau berkata kepada para sahabat, " Bangkitlah kalian." Maka, segenap kaum muhajirin dan Anshar bangkit berdiri. " Ketika Jabir masuk menemui istrinya, ia berkata," Istrinya bertanya, " Apakah beliau menanyakan sesuatu kepadamu ? "Jabir menjawab , " Ya" Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Masuklah kalian dan jangan berdesak-desakan,"

Beliau mulai memotong-motong roti menaruh daging di atasanya, lalu menutup periuk dan perapian bila mengambil (daging dan roti) darinya, Lalu beliau mendekatkannya kepada para sahabatnya dan mengembalikannya. Beliau terus meotong-motong roti hingga semua orang kekenyangan, dan ternyata makanan itu masih tersisa. " Jabir berkata kepada istrinya, " Makanlah ini dan hadiahkanlah, sungguh orang-orang sedang ditimpa kelaparan. " (HR BUKHARI. no 4I0I: Muslim no. 2039)

Barangkali, generasi muda saat ini tidak memahami nilai harta bagi keluarga mereka sebab mereka masih hidup di bawah tanggungannya biaya keluarga. Adapun mereka, generasi muda sahabat, sangat dermawan menginfaqkan harta meskipun hanya sedikit yang mereka miliki. Bahkan, sebagian di antara mereka ada yang rela melewati malam dalam kondisi lapar. Bahan, makanan untuk diri dan keluarganya ia infaqkan di jalan Allah.

Begitulah perilaku yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada para sahabatnya, yakni ketika beliau bersabda, :

"Tidak seorangpun di antara kalian kecuali dia di ajak bicara oleh Allah pada ahari kiamat. Tidak ada penerjemah antara dirinya dengan Allah. Kemudian ia melihat ternyata tidak ada sesuatu pun yang ia persembahkan. Selanjutnya, ia menatap kedepan ternyata neraka telah menghadangnya. Oleh karena itu, barangsiapa di antara kalian yang bisa menjaga diri dari neraka, meski hanya dengan (memberikan) sebelah kurma (makaa lakukanlah)."

Menurut riwayat yang lain, " Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan perihal nereka, Lalu beliau memohon perlundungan darinya dan memalingkan wajah beliau. Beliau kembali menyebutkan perihal neraka, lalu memohon perlindungan darinya dan memalingkan wajah. Syu'bah berkata, " Untuk dua kali tindakan yang beliau lakukan, aku tidak meragukannya, " Kemudian beliau berabda, " Jagalah diri kalian dari neraka meski hanya dengan (Menginfaqkan) sebelah kurma Biarpun yang tidak mendapatkanya, maka hendaknya ia mengucapkan kata-kata yang baik."



 Sumber CENDEKIA || http://kisahislam.net/2012/03/16/kedermawanan-sahabat-sahabat-nabi/


0

Kisah- kisah islam | Anak yang durhaka

Kisah-kisah Islam | Seorang Anak yang berusaha membunuh ibunya tiba-tiba tanganlah lumpuh. Telah diriwayatkan, bahwa ada seorang anak yang durhaka memiliki istri pelacur yang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Ibunya sering menasihatinya akan kejelekan istrinya. Akan tetapi dia tidak mendengar nasehat sang ibu karena terpengaruh dengan istrinya. Istrinya adalah seorang pelacur yang bukan berasal dri negerinya dan bukan dari daerahnya. Maka dari itu, bagi orang yang hendak menikah, hendaklah dia berhati-hati agar tidak menikah dengan seorang perempuan yang tidak diketahui keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya, agar dia tidak binasa dengan kesudahan yang tidak dia inginkan. Ketika terjadi perselisihan antara dia dengan ibunya, maka dia berniat membunuh ibunya agar berlepas diri darinya, sebagaimana yang disarankan oleh istrinya. Maka dia  berkata kepada ibunya , " Maukah ibu pergi berjalan-jalan bersamaku ? "

Sang ibu menyangka bahwa anaknyaa telah berubah menjadi anak yang berbakti kepadanya, maka dengan gembira dia menjawab, " Tentu anakku, aku mau pergi bersamamu, Semoga Allah memberi taufik kapada kebaikan. " Sang anak adalah seorang sopir. Ibunya ikut naik mobil bersamanya dan pergi ke padang pasir, sementara dia merencanakan kejahatan kepada ibunya. Ketika ibunya menangis bahagia karena anaknya berbakti kepadanya dan mau mengajaknya jalan-jalan, maka mobil itu melaju di jalan raya umum hingga kemudian keluar  dari jalur dan melaju di sahara, sampai ke gundukan bebatuan dan tempat binatang liar.

Tiba-tiba dia menghentikan mobilnya dan berkata kepada ibunya, " Turunlah." Sang ibu yang shalilah itu bertanya, " Apakah kita sudah sampai ke tempat orang yang mengundang kita ? " Dia menjawab, " tidak ada seorangpun yang mengundang kita, akan tetapi aku akan membunuh ibu, karena ibu telah membuat susah kehidupanku dan istriku. " Maka dengan sereta merta ibunya menangis seraya mengatakan, " Kalau begitu tempatkanlah aku di sebuah rumah sendirian. " Dia berkata, " jika aku melakukan itu, niscaya orang-orang akan mencelaku. Tapi jika aku membunuh ibu, maka tidak ada yang mengetahui kita, " Ibunya berkata, " Allah Maha tahu dengan perkaramu, dan Dia pasti akan membalasmu dan juga istrimu. "

Dengan nada mencemooh, dia berkata kepada ibunya, " Kalau begitu, Allah pasti akan menyelamatkan ibu dari cengkeramanku. " Dengan suara lembut ibunya berkata, " Allah pasti akan membalasmu. Aku tidak takut mati selama kamu sudah berketetapan hati untuk membunuhku.

Karena Allah berfirman :

"Maka apabila telah datang waktunya  (Kematian), mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) memajukannya" (Al-A'raf : 34)

Lantas, sang anak hendak membunuh ibunya. Akan tetapi ibunya berkata, " Biarkan aku shalat dua rakaat terlebih dahulu, apabila aku telah sampai pada posisi duduk tasyahud dalam keadaan membaca tasyahud, maka bunuhlah aku jika kamu mau. Karena aku tidak mau melihatmu membunuhku."

Demikianlah, ibunya kemudian menghadap kiblat dan dengan suara yang penuh kepercayaan kepada Allah, dia bertakbir, "Allahu akbar" Dia mulai shalat dengan khusyu' yang sempurna. Sementara anaknya menunggu diam penuh ketakutan. Akan tetapi Allah Mahatahu apa-apa yang ada di dalam hati , Maha Mengetahui yang tersembunyi, Maha Penolong kepada orang yang terdzalimi, Dzat yang apabila berkehendak melakukan sesuatu, maka hanya dengan mengatakan "jadilah", maka jadilah ia. Tatkala ibunya telah sampai pada posisi tasyahud, kedua mata anaknya itu memerah dan anggota badannya gemetar. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak ada seorang pun yang datang. Dia pun mengangkat batu yang ada di tangannya, dan belakang ibunya, hendak menjatuhkan batu itu ke kepala ibunya dan memecahkan menjadi dua. Namun tidak lama kemudian, ibunya mendengar teriakan keras dari anaknya. Dalam keadaan takut diaa menoleh ke anaknya untuk mengetahui apa yang terjadi.  Ternyata dia melihat anaknya tenggelam ke bumi. Tangannya yang membawa batu telah lumpuh dan tidak  dapat digerakkannya. Maka sang ibu pun berteriak menangisi aanak satu-satunya, " Anakku, ya Rabb, aku tidak punya anak selainnya..., apa yang terjadi padamu anakku ?"

Dengan kedua tangannya yang penuh belas kasih, sang ibu mengeluarkan anaknya dari bumi yang menelannya seraya berkata, "Sekiranya aku mati tanpa terjadi hal ini padamu wahai anakku."

Sungguh,Alla Yang Mahakuasa telah membalas anak durhaka ini. (Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 69-7I)



Sumber CENDEKIA || http://kisahislam.net/2012/03/02/seorang-anak-yang-berusaha-membunuh-ibunya-tiba-tiba-tangannya-lumpuh/



0

Kisah-kisah Islam | Khalifah Abu Bakar Ash-shiddiq (I)



Kisah-kisah Islam | Khalifah Abu bakar ash Shiddiq {I}. Nama Abu bakar ash-Shiddiq sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin Ghalib bin  Fihr  al-Qurasy at- Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya bin Ka'ab bin Lu'ai. Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim. Berarti ayah dan ibunya berasal ddari kabilah Bani Taim.

Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Qahafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash- Shiddiq digelari Atiq. Imam Thabari menyebutkan dri jalur Ibnu Luhai'ah bahwa anak-anak dari Abu Qahafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu'taq dan ketiga Utaiq.

Karakter fisik dan akhlaknya.

Abu Bakar adalah seorang yan bertubuh kurus, berkulit putih. Aisyah menerangkan karakter bapaknya, "Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja' dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam." begitulah karakter beliau.

Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, besifat wara' dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhoinya. 

Keislamannya

Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali memeluk Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah pertama kali memeluk Islam dari golongan budak. Ternyata keislaman Abu Bakar radhiyallahu' anhu paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan. Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidillah radiyallahu 'anhuma.

Di awal keislamannya beliau menginfakkan di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal radhiyallahu' anhu.  beliau selalu mengiringi Rasulullah shallallau 'alahi wa sallam  selama di Makkah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan hijrah hingga sampai kota Madinah. Di samping itu beliau mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam baik perang Badar, Uhud, Khandaq,  Penaklukan kota Mekah, Hunain maupun peperangan Tabuk.

Istri-istri dan anak-anaknya 

Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As'ad pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan asma'.

Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan Aisyah.

Beliau juga menikahi Asma' binti Umais bin Ma'add bin Taim al-Khats'amiyyah, dan sebelumnya Asma' dipeistri oleh Ja'far bin Abi Thalib.

Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad bin Abu bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada' di Zulhijjah.

Beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi dari al-Haris bin Al-Khazraj. Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh hingga Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alahi  wa sallam. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu kultsum setelah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam.

Beberapa Contoh Keteladanan dan Keutamannya

Keutaman Abu Bakar ash-shiddiq Radhiyallahu 'anhu sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, dan di dalam kitab Fardha' il Shahabat.

  1. Beliau adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam di Gua dan keita Hijrah.
Allah berfirman :
"Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesunguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (Musyrikin Mekah) mengelurkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya, "Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita"." (At-Taubah : 40)

Aisyah, Abu Sa'id al Barra Ibnu 'Azib, ia berkata, "suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga I0 Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada 'Azib, suruhlah anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut. "Maka Azib berkata,"Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalananmu bersama Rasulullah ketika keluar dari Mekah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian."

Abu Bakar berkata, " Kami berangkat dari Mekah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang zuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat disitu ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi shallallahu alahi wa sallam, kemudian kukatakan padanya, "Istirahatlah wahai Nabi Allah." Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada orang-orang yang mencari kami datang mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang pengembala kambing sedang mengiringi kambingnya ke arah teduhan di bawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya kepadanya, "Siapa tuanmu wahai budak ?" Dia menjawab, "Budak milik si fulan, seseorang dari suku Quraisy." Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian kutanyakan, "Apakah kambingmu memiliki susu ?" Dia menjawab, "Ya." lantas kukatakan, "Maukah engkau memeras untuk kami?" "Ya." Maka dia mengambil salah satu dari kambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembus telapak tangannya dari debu, maka dia menepukkan kedua telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah memepersiapkan wadah yang dimulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke dalam tempat tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin,lalu kubawakan kehadapan Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, "Minumlah wahai Rasulullah." Maka beliau mulai minum hingga kiluhat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, " Bukankah kita akan segera berjalan kembali ya Rasullullah ?" Beliau menjawab, "Ya." akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju'syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah, "Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah, namun beliau menjawab, 

"Jangan khawatir, sesungguhnya Allah beserta kita"


Diriwayatkan dari Anas Abu Bakar radhiyallahu ' anhu beliau berkata, "" Kukatakan kepada Nabi shallalahu 'alahi wa sallam ketika kami berada dalam gua, Andai saja mereka (orang-orang Musyrik) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat Rasul menjawab :

"Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengandua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga."

      2. Abu bakar adalah sahabat yang paling banyak ilmunya

Abu Sa'id al-Khudri berkata. " suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan manusai dan berkata :

"Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisi-Nya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada di sisi Allah"

Abu Sa'id berkata, "Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam sendiri, dan Abu Bakar lah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah shalllallahu 'alahi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan si-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditingalkan pintu kecil dio masjid selain pintu Abu Bakar saja"

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ;anha iia berkata. "Ketika Rasulullah shallalahu 'alahi wa sallam wafat Abu Bakar sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh-Ismail berkata," Yitu sebuah kampung. maka Umar berdiri dan berpidato, "Demi Allah sesungguhnya Rasulullah tidak meninggal. Aisyah melanjutkan, kemudian Umar berkata, "Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan beliau belum mati, Allah pasti akan membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan tangan mereka (bagi yang mengatakan beliau mati.)". Kemudian datanglah Abu Bakar menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta menciumnya mambil berkata, kutebus dirimu dengan ibu dan bapakmu, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan sesudah mati, Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya mustahil Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-alamanya. 

Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, " Wahai orang yang bersumpah (yakni Umar) tahanlah bicaramu." Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk , setelah memuji Allah beliau berkata, "Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammand shallallahu 'alahi wa sallam maka sekarang beliau wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau membacakan ayat, :

"Sesungghuhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akana mati (pula)" (Az-Zumar : 30)


 Dan ayat,

"Muhammad itu tidak lain hanyalah rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun : dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Al-Imran :I44)

Ismail berkata. "maka manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama Sa'ad bin Unbadah di saqifah Bani Sa;idah dan mereka berpendapat, "Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang amir." Maka segera Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka, Umar berbicara tetapi Abu Bakar menyuruhnya untuk diam, Umar berkata, "Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuungkap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar."

Kemudian Abu Bakar berpidato dan perkataannya sungguh mengena, beliau berkata. " Kami yang menjadi amir dan kalian menjadi wazir." Maka Hubab bin Munzir berkata, " Tidak Demi Allah kami tidak akan terima, tetapi dari kami seorang amir dan kalian seorang amir pula." Abu Bakar menjawab. " Tidak. tetapi kamilah yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena sesungguhnya mereka (Quraisy) yang paling mulia kedudukannya di  bangsa Arab dan yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian berbai'at Umar atuapun Abu Ubaidah." Maka spontan Umar menjawab, " Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai'at engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai Rasulullah shallallahu alahi wa sallam daripada kami." Mka Umar segera meraih tangan Abu Bakar dan membai'atnya akhirnya orang-orangpun turut membaitnya pula.


 Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ;anha ia berkata, " Pandangan Nabi menengadah ke atas dan berkata," Tetapi Yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A'la (Kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3x.  Aisyah melanjutkan, " Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profil Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan kepribadiannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bbakar, beliau berhasil menggiring manusai hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka. Abu Bakar mengeluarkan umat dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah setelah membaca ayat, :

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun : dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Al-Imran : I44)

       3. Abu Bakar radhiyalllahu anhu adalah sahabat Yang paling Utama

Diwirayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu dia berkata, "Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah shallallahu alahi wa sallam maka kami sepakat memilih Abu Bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Utsman bin Affan radhiyallahu anhu."

Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyya dia berkata; " Kutanyakan pada ayahku siapa manusai yang paling setelah rasulullah shalllallahu alahi wa sallam Maka beliau menjawab. " Abu bakar." Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelahnya ? Beliau menjawab. " Umar. " Dan aku takut jika menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan, " Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, " Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin."

       4. Kedudukan Abu  Bakar radhiyallahu anhu di sisi Rasulullah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alahi wa sallam beliau bersabda, "Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku memilih Abu Bakar sebagai Khalil namun dai adalah saudaraku dan sahabatku."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata, " Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah pernah menyebutkan perihal dirinya, " Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar mengatakan , " Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (jika bapak tidak ada). "

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu alahi wa sallam.

"Tutup seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar."

Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya di berkata. " Pernah seorang wanita mendatangi  Nabi shallallahu alahi wa sallam, kemudian beliau menyuruhnya kembali datang menghadanpnya maka wanit itu bertanya, " Bagaimana jika kelak aku datang tidak lagi menjumpaimu -seolah olah ian mengisyaratkan setelah rasul wafat- Rasulullah shallallahu alahi wa sallam berkata, "jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar"

Diriwayatkan dari Abu Darda' radhiyallahu anhu, " Aku sedang duduk bersama Nabi shallallahu alahi wa sallam tiba-tiba mencullah Abu Bakar radhiyallahu anhu sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi shallallahu alahi wa sallam berkata, "Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya." Maka Abu Bakr berkata, " Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnu al-Khattab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang " Rasulullah shallallahu alahi wa sallam menjawab, " Semoga Allah  mengampunimu wahai Abu Bakar." sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, " Apakah di dalam ada Abu  Bakar  ? " Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  sementara wajah Rasulullah terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, " Wahai rasulullah Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah -dua kali-," Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, " Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, " Engkau pendusta. " Sementara Abu Bakar berkata, " Engkau benar. "Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?

Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti.

     5. Abu Bakar radhiyallahu anhu paling dulu masuk Islam dan selalu mendampingi Rasulullah shalllahu alahi wa sallam

Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata. " Aku melihat Rasulullah pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu  Bakar. "

       6. Orang yang paling Dicintai Rasulullah shallallahu alahi wa sallam

Diriwayatkan dari Utsman dia berkata, " Telah berkata kepadamu Amru bin al-Ash radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah pernah mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya dan bertanya, " Siapakah orang yang paling kau cintai ? Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab "Aisyah", kemudian kutanyakan lagi, " Dari kalangan laki-laki " " Rasul menjawab, " Bapaknya" kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelah itu ?" Dia menjawab. "Umar" kemudian Rasulullah menyebutkan beberapa orang lelaki.

      7, Imam dan keyakinannya yang kuat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, " Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alahi wa sallam berkata,


"Ketika seorang pengembala sedang mengembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tesebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, ""Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku ? " Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata "" sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.
" Orang-orang berkata, Subhanallah. Maka Nabi bersabda. " Sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaiman Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula."


Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhu di berkata, " Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa menjulurkan pakainnya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."


Maka Abu Bakar berkata, " Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkannya, maka Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakainnya karena kesombongan"


    8. Kemauan yang tinggi

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, " Aku mendengar Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa mengiinfakkan sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru dari  pintu- pintu surga, " Wahai Hamba Allah inilah kebaikan. Maka berangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat, barangsiapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa yang suka beesedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, barangsiapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar-Rayyam. Maka Abu Bakar berkata, " Ragaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu, dan apakah mungkin seseorang dipanggil dari setiap pintu wahai Rasulullah ?' Rasulullah menjawab. Ya. dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk salah seorang dari mereka.


      9. Keberkahan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu dan Keluarganya

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, " Kami keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida -atau Dzatul Jaisy- terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau, sementara mereka tidak mendapati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, " Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat Aisyah ? dia telah membuat Rasulullah berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memiliknya. Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah berbaring meletakkan kepalanya di atas pahaku sedang tertidur, Abu Bakar mendatangiku dan berkata, " Engkau telah menahan Rasulullah dan manusai sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya". " Aisyah berkata, " Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangannya, tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah terganggu tidurnya, sementara Rasulullah masih tetap tidur hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah turunkan waktu itu ayat mengenai tayammum,

"Maka bertayammumlah kamu denga tanah yang baik (suci)" (An-Nisa : 43)


Usa'id bin Hudhair radhiyalllahu anhu berkata. " Bukankah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu  Bakar. " Maka Aisyah berkata, " Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."

      I0. Berita Gembira Untuknya sebagai Penghuni Surga

Diriwayatkan dari Sa'ad bin Musayyab dia berkata, " Telah berkata kepadaku Abu Musa al-Asy' ari bahwa suatu hari dia berwudhu di rumahnya kemudian berangkat keluar dan berkata, " Aku harus mengiringi Rasulullah hari ini. " Beliau berangkat ke mesjid dan bertanya di mana Nabi shalllallahu alaihi wa sallam, maka dijawab beliau keluar untuk suatu hajat, maka aku segera pergi berusaha menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke kebun yang didalamnya terapat sebuah sumur bernama Aris, maka aku duduk di pintu- dan ketika itu pintunya terbuat dari pelapah kurma hingga beliau menyelesaikan buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun bediri kurma hingga beliau menyelesaikan buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun berdiri berjalan ke arahnya, ternyata beliau sedang dudud- duduk dia atasa sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kakinya ke dalam sumur, maka aku datang memberi salam kepadanya, kemudian kambali ke pintu sambil berkata dalam hatiku, " Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah shalllallahu alaihi wa sallam. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar ingin membuka pintu, maka kutanyakan, "siapa itu ?" Dia menjawab, "Abu Bakar." Maka kukatakan padanya, "Tunggu sebentar." Aku segera datang krpada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan bertanya padanya, "Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan minta izin masuk." Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, "Suruhlah dia masuk dan berkata beritahukan padanya bahwa dia berkata penghuni surga."

Maka aku berangkat menujunya dan berkata, " Masuklah sesungguhnya Rasulullah memberitakan padamu kabar gembira bahwa engkau adalah penghuni surga. Abu  Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sambil menjulurkan kakinya ke sumur sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan dia menyingkap kedua betisnya...... hingga akhir kisah. "

Diriwayatkan dari Qatadah dan Anas bin Malik radhiyallahu anhu dia pernah bercerita bahwa Nabi pernah menaiki gunung Uhud bersama Abu  Bakar, Umar dan Utsman, maka tiba-tiba gunung Uhud bergoncang dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam langsung berkata,

"Diamlah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang shiddiq dan dua syahid"
       II. Sepak terjangnya dalam membela Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
 
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair dia berkata, " Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru radhiyallahu anhu tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakiti Rasulullah shallallahu alahi wa sallam, maka dia  berkata, " Aku pernah melihat Uqbah bin Abi Mu'ith mendatangi NAbi shallallahu alaihi wa sallam yang sedang shalat, maka tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu  Bakar membelanya dan melepaskan ikatan tersebut sambil berkata,


"Apakah kamu akan membunuh, " Seorang laki-laki karena ia menyatakan, " Rabbku ialah Allah" padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu."
(Ghafir : 28)

jasa-jasa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu

Abu Bakar ash-siddiq adalah sahabat yang petama kali masuk Islam, dan selalu menyetai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sepanjang hidupnya baik di Mekah maupun di  Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah sekaligus teman bermusyawarah dan wazirnya.  Di tangannya para senior sahabat masuk memeluk Islam seperti Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi  Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu.

Setiap mendampingi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan, siap membela beliau dengan sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang membebaskan banyak budak-budak yang disiksa karena Islam seperti Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy, Zinnirah, Nahdiyyah dan kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Muammal.

Belaiulah yang menemani Nabi dikala hijrah, dan turut serta dalam setiap peperangan bersama Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam, seperti Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, penaklukan kota Mekah, Hunain, Tabuk dan pertempuran besar lainya.

Setelah menjabat sebagai khalifah maka beliaulah yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap seluruh negeri Islam dan wilayah kekhalifahan-nya sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka tercatat sejumlah reputasi beliau yang gemilang di antaranya, :

  1. Instuksinya agar jenazah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di urus hingga dikebumikan
  2. Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah radhiyallahu anhu yang sebelumnya telah dipersiapkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebelum wafat, 
  3. Kebijakannya menyatukan persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapan ke arah itu, kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah masing-masing
  4. Ibnu Katsir berkata , " Pada Tahun I2 H Abu  Bakar ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengumpulkan  al -Quran dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum muslimin. Peristiwa itu terjadi setelah para Qari penghafal Al-Quran banyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah,  sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Shihih Bukhari. Imam al-Bukhari berkata, Bab pengumpulan al-Quran kemudian dia mulai menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin as-Sabbaq,, bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata, " Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim kepadaku surat tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah, ketika aku mendatanginya, kudapati Umar bin Khattab berada di sampingnya, maka Abu  Bakar berkata, " Umar mendatangiku dan berkata, " Sesungguhnya banyak para Qurra' penghafal al-Quran yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika para Qari yang masih hidup kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari ayata-Quran, menurut pendapatku, engkau harus mengintruksikan agar segera mengumpulkan dan membukukan al-Quran . Aku bertanya kepada Umar , " Bgaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam " Umar menjawab, " Demi Allah, ini adalah kebaikan." Dan Umar terus menuntutku hingga Allah melapangkan dadaku untuk segera melaksanakannya, akhirnya akupun setuju dengan pendapat Umar radhiyallahu anhu. Zaid bin tsabit radhiyallahu anhu berkata, " Kemudian Abu  Bakar berkata padaku," Engkau adalah Zaid seorang pemuda yang jenius, berakal dan penuh amanah, dan engkau telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka carilah seluruh ayat a-Quran yang berserakan dan kumpulkanlah. " Berkata Zaid, Demi Allah jika mereka memerintahkan aku untuk memikul gunung tentulah lebih  ringan bagiku daripada melaksanakan instruksi Abu Bakar agar aku mengumpulkan Al-Quran. Aku bertanya, " Bagaimana kalian melakukan sesuatu perbuatan yang tidak diperbuat oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dia berkata, " Demi  Allah ini adalah suatu kebaikan." Dan Abu  Bakar radhiyallahu anhu terus berusaha meyakinkan aku hingga akhirnya Allah melapangkan dadaku untuk menerimanya sebagaimana Allah melapangkan dada mereka berdua. Maka aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan al-Quran yang ditulis di dedaunan, kulit maupun dari hafalan para penghafal al-Quran, hingga akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah al-Anshari, yang tidak kudapatkan dari selainnya, yaitu ayat :

    "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu." (At-Taubah : I28)

    Hingga akhirnya surat al-Bara-ah. Kemudian al-Quran yang telah dikumpulkan dan dibukukan itu disimpan oleh Abu Bakar radhiyallahu anhu hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu berpindah ke tangan Umar radhiyallahu anhu sewaktu hidupnya, dan akhirnya berpindah ke tangan Hafshah binti Umar radhiyallahu anha.

    Imam Bukhari berkata, Ibnu Syihab berkatam Telah berkata kepadaku Kharijah bin Zaid bin Tsabit, bahwasanya dia mendengar Zaid berkata, " Aku tidak mendapatkan satu ayat dari surah Al-ahzab ketika kami menulis al-quran ke dalam mushaf, sementara aku pernah mendengarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membacanya, akhirnya ayat tersebut kami cari dan ternyata ayat tersebut ada pada Khuzaimah bin Tsabit al-Anshari

    " Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah" (Al-Ahzab : 23)

    Maka segera kami sisipkan ke tempatnya di dalam mushaf.
  5. Pengiriman pasukan untuk menyebarkan Agama Allah kepada bangsa-bangsa yang bertetangga dengan kaum muslimin baik kepada penduduk Persia maupun menduduk Syam, dalam rangka merealisasikan firman Allah :

    "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang disekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa." (At-Taubah : I23)

Bersambung...........................



sumber postingan CENDEKIA ||   http://kisahislam.net/2011/07/30/abu-bakar-ash-shiddiq-2/