Kisah-kisah Islam | Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq (2)
Kisah-kisah Islam | Khalifah Abu Bakar Ash Siddiq {2}. lanjutan dari kish sebelumnya di sini.
Qadhi, Sekretaris dan Pemungutan Zakat di masa Kekhalifahan Abu Bakar.
Qadhi, Sekretaris dan Pemungutan Zakat di masa Kekhalifahan Abu Bakar.
Sebelum Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah, profesi beliau dalam mencari nafkah adalah seorang pedagang, setelah dilantik sebagai khalifah maka sebagaimana biasanya beliau berangkat ke pasar untuk berdagang, dijalan beliau bertemu dengan Umar bin Al-Khattab dab Abu Ubaidah bin al-Jarrah, keduanya menghampirinya dan berkata, " Profersimu sebagai pedagang kini sudah tidak sesuai lagi sejak engkau mengemban amanat yang amat besar ini. " Abu Bakar ash-Siddiq menjawab, " jika tidak dengan berdagang seperti ini bagaimana aku dapat menghidupi anak istriku ? ". Keduanya menjawab, " Mari ikut kami agar kami siapkan untukmu gaji."
Maka sejak itu Abu Bakar diberi setengah kambing dan dijamin baginya pakaian beserta sandang pangan, Umar berkata, " Biarlah aku yang mengurusi masalah Qadha (Peradilan), selanjutnya Abu Ubaidah berkata, " Serahkan kepadaku urusan pajak." Umar berkata, " Sejak aku menjabat sebagai Qadhi di peradilan, selama sebulan penuh aku duduk menganggur tidak satupun terjadi persengketaan antara dua orang."
Maka sejak itu Abu Bakar diberi setengah kambing dan dijamin baginya pakaian beserta sandang pangan, Umar berkata, " Biarlah aku yang mengurusi masalah Qadha (Peradilan), selanjutnya Abu Ubaidah berkata, " Serahkan kepadaku urusan pajak." Umar berkata, " Sejak aku menjabat sebagai Qadhi di peradilan, selama sebulan penuh aku duduk menganggur tidak satupun terjadi persengketaan antara dua orang."
Dan yang menjadi sekretaris dan juru tulisnya adalah Zaid bin Tsabit, Utsman bin Affan atau siapa yang hadir ketika itu di sisinya.
Adapun gubernur untuk wilayah Mekah adalah Itab bin Sa'id, untuk wilayah Tha'if adalah Utsman bin Abi al-Ash, untuk wilayah Shan'a adalah Muhajir bin Abi Umayyah, untuk wilayah Hadramaut adalah Ziyad bin Lubaid, untuk wilayah Khaulan adalah Ya'la bin Umayyah, untuk wilayah Zubeid dan rima adalah Abu Musa al-Asy'ari, untuk wilayah al-Janad adalah Mu'adz bin Jabal, untuk wilayah Bahrain aladah al-Ala' bin Hadrami.
Beliau juga mengutus Jabir bin Abdillah al-Bajalli ke Najran, Abdullah bin Tsaur - salah seorang dari Bani al-Ghauts- diutus ke daerah Jurasy, kemudian beliau mengutus Iyadh bin Ghanm al-Fhari ke Daumatul Jandal, wilayah Syam diserahkan kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Syarahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan, Amru bin al-Ash, seluruhnya adalah pemimpin pasukan di bawah satu komandan yaitu Khalid bin Walid.
Krtika itu Abu Bakar belum mendirikan baitul mal secara independen melainkan hanyalah mengambil sebuah kamar kecil di rumahnya yang berada di sanuh, ketika salah seorang sahabat berkata padanya, " Tidakkah engkau memerlukan penjaga Baitul Mal tersebut ? " Dia menjawab, " Tidak, sebab kamar tersebut memiliki gembok yang terkunci, Namun ketika beliau pindah ke rumahnya yang di samping masjid Nabawi maka beliau harus memindahkan baitul mal tersebut ke sana. Ketika Abu Bakar wafat, maka Umar membuat para penjaga baitul mal secara khusus , ketika beitul mal di buka ternyata mereka tidak menemukan apapun.
Usia dan wafatnya Abu Bakar ash-Siddiq radhiyallahu anhu
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, " Abu Bakar ash-Siddiq wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Magrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya Jumadil Akhir tahun I3 H, setelah beliau mengalami sakit selama I5 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin Al-Khattab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan, setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.
Masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan, dan beliau wafat pada tahun 63 tahun persis dengan usia Nabi shallallahu alaihi wa sallam, akhirnya Allah mengumpulkan jasad mereka dalam satu tanah, sebagaimana Allah mengumpulkan mereka dalam kehidupan.
Sebelum wafat beliau telah mewasiatkan agar seperlima dari hartanya disedekahkan sembari berkata, " Aku akan menyedahkan hartaku sejumlah yang Allah ambil dari harta Fai' kaum muslimin." Ketika beliau dalam kondisi sekarat, ada yang berkata kepadanya, " Maukah anda jika kami carikan seorang dokter ? " maka spontan di menjawab, " Dia telah melihatku (maksudnya Allah) dan Dia berkata, " Sesungguhnya Aku akan berbuat apa-apa yang Kukehendaki, "
Disebutkan bahwa sebab beliau jatuh sakit dan wafat bahwa beliau dan aL-Harits -seorang dokter yang masyhur- pernah memakan Khazirah ( yaitu daging yang telah lewat satu hari, dan di campur dengan tepung setelha masak) yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu berkata al-Harits, " Angkatlah tangan anda wahai Khalifah Rasulullah, demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, " maka Abu Bakar segera mengangkat tangannyta, sejak itu keduanya selalu merasa sakit hingga keduanya wafat satu tahun kemudian. Versi lain ada yang mengatakan bahwa sebab wafatnya beliau karena mandi pada waktu musim dingin yang bersangatan, yang membuat beliau demam lalu wafat karena itu.
Dalam keadaan sakit beliau melanturkan sebuah bait syair,
Engkau selalu memberikan kabar duka cita atas kematian kekasihmu
Hingga kini engkaulah yang akan merasakan kematian itu
Banyak orang memiliki cita-cita
Namun kematian jualah yang menghadang segalanya.
Ketika sakratul maut pertanda ajal yang akan menjemputnya datang, putrinya Aisyah -Ummul mukminin- membacakan sebuah syair,
Sesungguhnya tidak guna kekayaan bagi seseirang
Sesungguhnya tidak guna kekayaan bagi seseirang
ketika dada terasa sempit dan susah bernafas
Mendengar itu beliau memandang kepada Aisyah radhiyallahu anha seolah-olah marah dan berkata,
"jangan katakan demikian wahai Ummul mukminin , namun katakan,
"Dan datanglah sakratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari padanya." (Qaf : I9)
"jangan katakan demikian wahai Ummul mukminin , namun katakan,
"Dan datanglah sakratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari padanya." (Qaf : I9)
Di antara wasiat beliau kepada Aisyah , Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar maka Umar berkata, " Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya."
Ketika Salman al-Farisi datang menjenguknya, Salman berkata, ": Wahai Khalifah Rasulullah shallallahu alahi wa sallam berikan aku wasiat, sebab kulihat engkau tidak akan dapat lagi melakukannya setelah hari ini. " Maka Abu bakar menjawab, " wahai Salman, pasti akan terjadi penaklukan (negeri -negri non muslim) tapi aku tidak pernah mengetahui apa-apa yang engkau peroleh dari bagianmu kecuali apa-apa yang dapat engkau makan dan engkau masukkan ke dalam perutmu, atau apa-apa yang dapat kau kenakan di atas punggungmu (pakaianmu), dan ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat lima waktu, maka dia telah berada dalam lindungan Allah pada pagi maupun sore harinya, dan jangan sampai engkau membunuh seorang ahli dzimmah, maka kelak Allah pasti akan menuntutmu di hari kiamat dan mencampakkan dalam keadaan tersungkur dengan wajahmu ke dalam neraka.
Ibn Sa'ad menyebutkan dengan sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia berkata, " Abu Bakar dikafankan dalam dua kain yang berwarna putih, dan satu lagi berwarna lain, beliau berpesan, " Sesunggunya orang yang masih hidup membutuhkan kain dari orang yang telah mati, sebab kain kafan hanyalah menutup apa-apa yang akan keluar dari hidung maupun mulutnya."
Beliau dimakamkan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam kamar (Aisyah) dan beliau dishalatkan oleh Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu.
Beliulah yang pertama kali diangkat oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai amir dalam pelaksanaan ibadah haji pertama dalam Islam yaitu pada tahun 9 H, dan pada tahun berikutnya Rasululah shallallahu alaihi wa sallam baru melaksanakan ibadah haji Wada'. Ketika beliau diangkat menjadi Khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk menjadi amir haji pada tahun 11 H, dan tahun berikutnya baru beliau berangkat haji..
Wallahu a'lam bishawab...
Wallahu a'lam bishawab...