CENDEKIA ULUNG : Agama
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Februari 2015

0

pengertian, keutamaan, dan manfaat shalat dhuha

pengertian, keutamaan, dan manfaat shalat dhuha. Shalat dhuha atau masyarakat menyebutnya shalat "meminta" rezki ialah shalat yang di kerjakan mulai dari terbitnya matahari sampai menjelang waktu zhuhur. Shalat dhuha termasuk shalat sunnah muakkad yang waktu mengerjakannya ialah mulai dari jam 07:00 sampai pukul 11.00 pagi.

"wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang, niscaya pasti Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya," HR Hakim dan Thabrani.

pengertian, keutamaan, manfaat shalat dhuha

waktu Afdalnya untuk shalat dhuha ialah di kerjakan mulai dari pukul 08:00 samapi pukul 11: 00 pagi, hal ini berkaitan dengan hadist Rasulullullah yang diriwayatkan oleh imam Muslilm :

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam 08:00 ~ 11:00
 
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 RAKAAT
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan shalat Dhuha?”
Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.”
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]
>> 12 RAKAAT
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
>> 8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]
 
 Penjelasan terkait :
Dalam pembagian rakaat shalat dhuha, Sebagian ulama’ berpendapat bahwa tidak ada batas bilangan rekaat sholat Dhuha. Ini adalah pendapat Abu Ja’far  Thabari, Humaini dan Ruyani dari golongan Syafi’i. Dalam syarah Turmudzi, Al-Iraqi berkata: saya tidak pernah melihat seorangpun baik dalam golongan sahabat atau tabi’in yang membatasinya hanya sampai dua belas rekaat. Demikian yang disampaikan oleh suyuthi. Said bin Manshur sewaktu ditanya: apakah sahabat Rasulallah Saw juga mengerjakan itu?. Ia menjawab: ya, diantara mereka ada yang mnegerjakan sebanyak dua belas rekaat, ada yang empat rekaat dan ada pula yang terus – menerus mengerjakan sampai tengah hari. Diriwayatkan dari Ibrahim an-Nakh’i bahwa ada seorang yang bertanya kepada Aswad bin Yazid: “berapa rekaatlah  saya harus mengerjakan sholat Dhuha? ” Ia menjawab: sesuka hatimu.
Dari Ummu Hani’:

Artinya: “Bahwa Nabi saw mnegrjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat dan tiap raakaat salam”.(Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan isnad shahih).

hadist lain dari Aisyah r.a berkata :

Artinya: “Nabi Saw mengerjakan sholat dhuha empat rekaat dan tambahanya seberapa yang dikehendaki Allah”. (Diriwatyatkan oleh Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah).

keutamaan dari shalat dhuha.
keutamaan shalat Dhuha dimuat dalam beberapa sabda Rasulullah, ialah :

Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah] 
 
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.” [HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
 
Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah
meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]

Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
 
Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]


Dari hadist hadist Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa, keutamaan dari shalat dhuha ini, bukanlan perkara biasa, betapa tinggi kedudukannya dan betapa dalam anjuran syariat untuk melakukannya. Betapa tidak, shalat dhuha bisa menggantikan sedeqah yang dilakukan setiap  hari, dan shalat dhuha bisa menghapus dosa kita sebanyak buih di lautan. sebagaimana sabda Rasulullah, 

Siapa saja yang dapat mengerjakan sholat dhuha dengan langgeng akan diampuni dosanya itu sebanyak buih dilaut.(HR. Turmudzi).

demikian kami memaparkan pengertian shalat dhuha, keutamaan shalat dhuha, serta manfaat mengerjakan shalat dhuha.
 
semoga bermanfaat, wallahu a'lam bisshawab,,
 
edited : cendekia
referensi :
- http://www.perkuliahan.com/definisi-dan-pengertian-sholat-dhuha/
- http://www.kangazis.com/2012/04/keutamaan-manfaat-dan-rahasia-sholat.html
- https://www.facebook.com/notes/tutorial-hijab-modern/tata-cara-dan-niat-sholat-dhuha-serta-keutamaannya/216661148463912
 

Rabu, 09 April 2014

10

hukum melakukan onani atau masturbasi dalam islam

Onani dan masturbasi adalah perangsangan seksualitas yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan suatu objek atau alat, atau kombinasi dari keduanya.
Hukum onani dalam Islam
Pada dasarnya onani dan masturbasi adalah dua hal yang berbeda. Onani dikaitkan dengan laki-laki dan masturbasi di kaitkan dengan perempuan.

Berikut tanggapan tentang hukum melakukan onani dan masturbasi dalam Islam

Dalam sebuah website seorang pengunjung bertanya :

"Saya seorang pelajar muslim, (selama ini) saya terjerat oleh kebiasaan onani. Saya di ombang-ambing oleh dorongan hawa nafsu sampai berlebih-lebihan melakukannya. Akibatnya saya sering meninggalkan shalat dalam waktu yang lama. Saat ini saya berusaha sekuat tenaga untuk berhenti melakukannya. Hanya saja, saya sering gagal. Terkadang saya melakukannya sehabis melakukan shalat witir di malam hari, pada saat menjelang tidur saya melakukannya. Apakah shalat yang saya lakukan tadi itu diterima ? Haruskah saya menQhada nya ? Lantas, apa hukum dari onani ? Terima kasih.

Berikut jawaban dari pertanyaan tersebut.

Onani dan masturbasi hukumnya ialah HARAM dikarenakan merupakan Istimta' yaitu meraih kesenangan atau kenikmatan dengan cara yang Allah subhanallah wataalah halalkan. Allah SWT tidak membolehkan perbuatan Istimta' kecuali pada istri dan budak wanita . Sebagaimana Allah berfirman :

Yang artinya: " dan orang-orsng yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, sesungguhnya mereka dalam hal tiada tecelah" (QS. Al Mu'min :5-6)

Jadi Istimta' apapun yang dilakukan bukan kepada istri atau budak wanita, maka tergolong kezaliman yang haram. Nabi Shalallahu alaihi wasallam telah memberikan petunjuk kepada para oemupe agar menikah untuk menghilangkan keliaran dan pengaruh negatif hawa nafsu.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah menikah karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluannya. Sedang barangsiapa yang belum mampu (menikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa akan menjadi tameng baginya". HR. Bukhari dan Muslim.

Rasulullah memberi kita petunjuk untuk mematahkan godaan hawa nafsu yaitu :

1. Menikah bagi yang mampu
2. Berpuasa bagi yang belum mampu menikah.

Petunjuk ini memberikan isyarat bahwa tidak ada pilihan ketiga yang para pemuda diperbolehkan menggunakannya untuk menghilangkan godaan Syahwat. Maka onani dan masturbasi hukumnya haram sehingga tidak boleh dilakukan dalam kondisi apapun menurut jumhur ulama.

Adapun tentang mengulangi shalatnya (witir) maka itu tidaklah wajib. Perbuatan onani itu tidak membatalkan witir yang telah anda kerjakan. Hai itu karena suatu ibadah jika di lakukan sesuai Syariat maka tidak akan gugur kecuali dengan perbuatan syirik ataupun murtad. Adapun dosa-dosa seperti onani, maka tidak membatalkan anak shalihah yang telah dikerjakan, namun pelakunya tetap berdosa (karena melakukan onani). (Al-Qur'an Muntaqa min fatawa Fadhillah Syaikh shalihah bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan 273-374).

Artikel ini di kutip dari beberapa sumber

Rabu, 02 April 2014

0

tips-tips berhenti onani atau masturbasi

tips berhenti onani atau masturbasi kebiasaan melakukan kebiasaan onani . Halo Sahabat Cendekia ?, artike ini berhubungan dengan artikel cendekia sebelumnya yaitu Hukum melakukan onai dan masturbasi dalam islam . Telah jelas akan bahaya dari perbuatan ini , baik itu dalam jangka waktu pendek atau jangka waktu panjang.
Berhenti onani dan masturbasi
Bagi sebagian kalangan khususnya kaum remaja pasti mengalami kesulitan untuk menghentikan perbuatan ini, tapi dengan usaha, kemauan dan tekad yang kuat pasti akan menghasilkan suatu buah keberhasilan.

Berikut cendekia akan paparkan beberapa alternatif atau tips-tips berhenti melakukan kebiasaan onani atau masturbasi :
  1. Melakukan kegiatan yang bersifat menyenangkan, menyibukkan, maupun menyegarkan. dalam hal tersebut, tips  ini merupakan alternatif yang paling mudah di kerjakan, anda hanya perlu membiasakan diri untuk melakukan hal -hal positif, seperti olah raga, membaca buku ,atau hal -hal menarik lainnnya
  2. Hindari melihat, menonton, ataupun membaca, hal- hal yang dapat menimbulkan syahwat, upayakan diri anda untuk selalu membentengi fikiran, maupun tingkah laku anda dalam menghindari pemicu timbulnya shaywat, seperti mengurangi pergaulan dengan lawan jenis, menjaga pandangan mata, menghapus file-file atau gambar yang membangkitkan syahwat.
  3. bacalah artikel-artikel mengenai bahaya bahaya onani atau masturbasi, sehingga memotivasi anda untuk tidak terjerumus kembali dalam perbuatan ini.
  4. menikah . inilah solusi yang paling mujarab bin ampuh bagi anda yang penggemar onani, jika sobat mampu menikah, maka menikahlah.
  5. lakukan ibadah puasa secara rutin secara konsisten (bagi yang belum mampu menikah), hal ini akan membentengi dan mengurangi kecanduan sobat dalam melampiaskan nafsu sobat kepada hal-hal yang buruk.
  6. Bertaqwa kepada Allah azza wajallah, sebagai makhluk yang menghamba kan diri, tentu kita menyadari bahwa Allah selalu mengawasi, melihat, dan mendengar apa-apa saja yang dilakukan hambanya. lakukanlah ibadah-ibadah yang membuat anda menjadi insan yang taat.
  7. Mintalah pertolongan kepada Allah dengan cara berdoa kepada-Nya, Allah mendengar semua keluh kesah hamba-Nya.
  8. sesungguhnya setiap perbuatan yang bersifat larangan pasti membuahkan dosa, dosa sekecil apapun di mata Allah, pasti mendapatkan ganjarangannya..
  9. Berusaha dan jangan menyerah, setiap usaha untuk menjauhi larangan Allah pasti bernilai pahala di sisi-Nya Insya Allah

Demikian artikel  tips berhenti onani atau masturbasi, semoga yang kami paparkan ini, bernilai ibadah .. amiin

🕵️ : Dilansir dari berbagai sumber

Sabtu, 15 Juni 2013

Hal-hal yang dapat membatalkan puasa
1

Hal-hal yang dapat membatalkan puasa

  Hal-hal yang membatalkan puasa.  Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Halo sahabat Cendekia. tidak terasa kita sudah mendekati bulan yang kita tunggu-tunggu, bulan di mana di dalamnya terdapat harta yang begitu mahal , yaitu Ampunan Allah, rahmat Allah, dan Hidayah (InsyaAllah).

Bulan suci Ramadhan, sudah mulai tecium baunya, getaran-getaran senyuman kaum muslimin sudah mulai nampak di bibir mereka. Marhaban Ramadhan.. Marhaban, Ahlan wasahlan..

sebagai mana mestinya,, di bulan suci ramadhan terdapat perintah yang menjadi rukun Islam yaitu shaum atau berpuasa. puasa adalah  suatu kegiatan dengan cara menahan , baik itu berupa makanan, minuman, bahkan pandangan kepada lawan jenis juga harus dihindari guna menjaga keabsahan puasa itu sendiri.

Nha, oleh karena itu , demi kelancaran puasa kita, alangkah baiknya kita mengatahui hal-hal yang membatalkan puasa :

  1. Makan dan minum dengan sengaja, Jika hanya di lakukan dengan sengaja, maka puasa tersebut bisa di lanjutkan alias sah.
  2. Jima". melakukan hubungan suami istri di siang hari, 
  3. Memasukkan sesuatu ke dalam perut, baik itu dengan cara memasukkan lewat mulut, ataupun melakukan suntikan yang bersifat mengeyangkan.
  4. merokok juga hal yang membatalkan puasa. walaupun itu tidak bersifat mengeyangakan.
  5. mengeluarkan onani di siang hari dengan sengaja, baik itu dengan cara onani , berciuman , atau hal lain dengan cara sengaja. adapun ketika mani keluar dengan tidak sengaja seperti mimpi basah dalam tidur, maka itu tidak membatalkan.
  6. sengaja memuntahkan sesuatu dalam mulut. 
  7. keluarnya haid dan nifas bagi wanita. baik pada  pagi hari sebelum terbenam matahari, maka puasa tersebut wajib di qadha.
  8. Murtad dari agama Islam (Naudushu billah). Semoga Allah menghindari kita dari perbuatan ini. kemurtadan itu dapat menghapuskan pahala kita ..


Dengan hal-hal yang dapat membatalkan puasa  secara garis besarnya. sebenarnya batalnya puasa begitu luas pencakupanya, sesuai dengan pandangan ulama-ulama dari segi mana ia melihatnya.

Mari kita sempurnakan ibadah mulia ini dengan lebih memperhatikan, mencermati setiap kegiatan kita tidak mencemari lautan pahala yang kita tempati berlayar.

Yuk Berpuasa.. dan buatlah dirimu bermakna..

Salam cendekia...

Marhaban Ya Ramadhan

Kamis, 13 Juni 2013

keadaan tubuh manusia di alam kubur
0

keadaan tubuh manusia di alam kubur

Keadaan tubuh manusia setelah mati | alam kubur. Bismillahi rahmanir-rahim : Hy sahabat cendekia | kawan-kawan perjuangan. Sesungguhnya mayit di dalam kubur akan melewati beberapa fase perubahan, berikut fasenya sejak malam pertama masuk ke kuburan hinggi 25 tahun setelahnya..

Malam pertama : di kuburan pembusukan bermula pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan  adalah dua hal terpenting yang anak cucu Adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah azza wajallah membuat manusia merugi di dunia , dan pembusukan terjadi di malam pertamanya di kuburan.

Setelah itu, mulailah jasad berubah warna hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh manusia akan memiliki satu warna saja.

Malam kedua, di kuburan mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti limpa, hati, paru-paru dan lambung.

Malam ketiga : di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu menggeluatkan bau busuk tidak sedap. Seminggu setelahnya, wajah mulai tampak membengkak, dan dua mata, lisan dan pipinya. Dua minggu setelahnya rambut mulai rontok setelah I5 hari, lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya setelah enam bulan lamanya.

Anda tidak akan menemukan selain rangka tulang saja setelah 25 tahun, rangka ini akan berubah menjadi semacam biji, dana di dalam biji tersebut, anda akan menemukan satu tulang yang sangat kecil di sebut 'ajbudz dzanab (tulang ekor), dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wajallah pada hari kiamat.

Sahabat-sahabatku, inilah tubuh yang selama ini kita jaga. Inilah tubuh yang kita berbuat maksiat kepada Allah . Oleh karena itulah, jangan biarkan umur kita melewati jasad ini sia-sia. karena dia akan mendapatkan apa yang dtelah disebutkan sebelumnya.

 Aku memohon keteguhan kepada Allah untukku dan untuk anda sekalian, Ya Allah, Dzat yang mebolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, Ya Allah, jadikanlah kuburan kami sebagai satu taman dari taman-taman sorga, dan jangan jadikan dia sebagai satu lobang dari lobang-lobang api neraka,, amiin,, Allahumma amiin..

Narasi dari sahabatku :  Ika (fb)

Sabtu, 08 Juni 2013

Jenis-jenis manusia dalam menuntut ilmu (Hadis Rasulullah)
1

Jenis-jenis manusia dalam menuntut ilmu (Hadis Rasulullah)

Jenis-jenis manusia dalam menuntut ilmu. Sebagai mana hal nya kebutuhan-kebutuhan manusia yang lain, ilmu merupakan kebutuhan primer yang harus di miliki dan di kuasai setiap ummat. hal ini lah yang akan menjadi pengendali di mana kita akan melangkah (baik atau buruk). berikut hadis-hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengenai jenis-jenis manusia dalam menuntuk ilmu :

Pertama : Penuntut ilmu yang terbaik.

Belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Belajar dengan beradab, sentiasa berusaha untuk berada di depan dan memberi perhatian sepenuhnya kepada syarahan guru. Golongan ini mendapat ganjaran pahala, rahmat, ridho dan keampunan Allah Subhana wa ta ala. Mereka ini mendapat kebaikan dan kejayaan di dunia dan di akhirat.

Kedua : Penuntut ilmu yang sederhana.

Golongan ini menuntut ilmu dengan kesungguhannya tidak seperti golongan pertama disebabkan rasa malu dan sebagainya.mereka berada di belakang dan kurang memberi tumpuan semasa belajar. Mereka ini tetap mendapat kebaikan, keampunan dan pahala tetapi kurang berbanding golongan yang pertama.

Ketiga : golongan yang berpaling daripada menuntut ilmu

Golongan yang ketiga ini langsung tidak berkehendak kepada kebaikan dan ganjaran Allah. Mereka sentiasa ponteng dan tidak menghadiri majlis ilmu. Mereka mendapat kemurkaan Allah Subhana wa ta ala akibat tindakan sedemikian. Golongan inilah golongan yang paling rugi di dunia dan di akhirat. Di dunia hidup dalam kemiskinan dan kehinaan sementara di akhirat mendapat kemurkaan dan azab Allah Subhana wa ta ala.

Oleh yang demikian rebutlah peluang menjadi penuntut ilmu yang terbaik. Rebut peluang berada di barisan paling hadapan di dalam kelas agar menepati hadis Nabi ini dan mendapat ganjaran pahala, reda, rahmat dan keampunan Allah Subhana wa ta ala. Jangan sesekali menempatkan diri anda dalam golongan yang ketiga kerana sikap buruk tersebut menyebabkan mereka dimurkai oleh Allah Subhana wa ta ala.

Rasulullah sallalahu alaihi wa sallam bersabda : Tidak mahukah aku khabarkan kepada kamu mengenai tiga jenis manusia?. Adapun yang pertama dia berlindung kepada Allah maka Allah memberi perlindungan kepadanya. Yang kedua dia malu, maka Allah juga malu kepadanya dan yang ketiga dia berpaling maka Allah berpaling daripadanya. ( Riwayat Imam al-Bukhari: no 66 )



Referensi cendekia : di lansir dari beberapa rujukan. 

Senin, 03 Juni 2013

tata cara shalat nabi lengkap dan benar
0

tata cara shalat nabi lengkap dan benar

Tuntunan shalat lengkap | agama . Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan di akhiri dengan salam di sertai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Shalat itu adalah tiang. . .

Ayat-ayat di dalama Al-Qur'an mengenai shalat :

yang artinya :

"Pelihara lah semua shalat (mu),peliharalah shalat wusthaa" (Al-Baqarah : 238 )

ayat lainnya :

"sesungguhnya aku ini  adalah Allah, Tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku" (Thahaa : I4)

Itulah beberapa penggalan ayat mengenai pentingnya mendirikan shalat - Insya Allah shahih-

nah ,, mari kita bahas  mengenai tata cara shalat (berupa video dan file word) sebagaimana sabda rasulullah shallallahu alahi wa sallam :

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat" (HR BUKHARI )

inilah video mengenai tata cara shalat :

- bagian pertama     here

- bagian kedua         here

- bagian ketiga        here

- bagian keempat    here

- bagian kelima       here

- bagian keenam      here

tuntunan shalat dalam bentuk word bisa anda download di sini

semoga bermanfaat bagi anda dan saya pribadi...

Senin, 04 Februari 2013

0

hadist tentang agama adalah nasehat

Agama adalah nasehat. didalam islam agama adalah nasehat utama, sebuah nasehat hidup untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. berikut hadist yang berkaitan dengan artikel agama adalah nasehat :

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama seluruhnya adalah nasihat.” Maka kami bertanya, “Untuk siapa wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Yaitu untuk Allah, untuk Kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk para pemimpin kaum muslimin, dan untuk rakyatnya.” (HR. Muslim [55]).

agama adalah nasehat
agama nasehat - cendekia -

Hadits yang mulia ini mengandung banyak pelajaran, di antaranya :

Pertama

Seluruh ajaran agama tercakup dalam hadits ini. Sebab seluruh ajaran agama memiliki maksud yang sama yaitu nasihat. Secara bahasa nasihat bermakna murni dan tulus. Sedangkan yang dimaksud di sini adalah menginginkan kebaikan bagi yang dinasihati (Jami’ul ‘Ulum, hal. 101). An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini adalah hadits yang memiliki kedudukan yang sangat agung, di atas hadits inilah seluruh ajaran agama Islam berporos…”. “…Adapun apa yang dikatakan oleh banyak ulama yang menyatakan bahwa hadits ini merupakan seperempat ajaran agama Islam, maka hal itu tidak tepat seperti apa yang mereka ucapkan. Bahkan poros semua ajaran ada dalam hadits ini saja.” (Syarh Muslim, 2/116). Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Hadits ini mungkin untuk dimaknai sebagaimana lahiriyahnya karena setiap amal yang tidak dimaksudkan oleh pelakunya dengan ikhlas maka amal itu bukan termasuk bagian agama.” (Fath Al-Bari, 1/169). Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa nasihat meliputi unsur Islam, Iman, dan Ihsan yang disebutkan dalam hadits Jibril ‘alaihis salam dan ketiganya disebut sebagai agama.” (Jami’ul ‘Ulum, hal. 100)

Kedua

Nasihat untuk Allah adalah : ikhlas dalam beribadah kepada-Nya, mempersaksikan keesaan-Nya dalam hal rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat-Nya (Syarh Al-Arba’in li Ibni Utsaimin, hal. 116). Selain itu, menunaikan kewajiban dengan sempurna dengan diiringi rasa cinta dan kesungguhan dalam mendekatkan diri kepada-Nya serta menjauhi hal-hal yang diharamkan dan yang dimakruhkan (lihat Jami’ul ‘Ulum, hal. 101). An-Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa salah satu bentuk nasihat untuk Allah adalah, “Meninggalkan ilhad/penyimpangan dalam memahami sifat-sifat-Nya dan menyifati-Nya dengan seluruh sifat kesempurnaan dan kemuliaan, dan membersihkan Allah subhanahu wa ta’ala dari semua kekurangan…” (Syarh Muslim, 2/116). Hakikat nasihat untuk Allah adalah : benarnya keyakinan tentang keesaan diri-Nya dan mengikhlaskan niat dalam beribadah kepada-Nya (Jami’ul ‘Ulum, hal. 101)

Ketiga

Nasihat untuk Kitab-Nya adalah : membelanya dari penyelewengan, membenarkan beritanya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang disebutkan di dalamnya, meyakini bahwa ketetapan hukumnya adalah hukum yang terbaik, dan mengimani bahwa Al-Qur’an ini adalah kalamullah, bukan ucapan makhluk-Nya (lihat Syarh Al-Arba’in li Ibni Utsaimin, hal. 116-117). Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan termasuk bentuk nasihat untuk Kitab-Nya adalah dengan mempelajari dan mengajarkannya, dan membacanya dengan benar (Fath Al-Bari, 1/169). Hakikat nasihat untuk Kitab-Nya adalah : beriman dengannya dan mengamalkan ajarannya (Jami’ul ‘Ulum, hal. 101).

Keempat

Nasihat untuk Rasul-Nya adalah : mengimani kerasulan beliau, memurnikan ittiba/pengikutan kepadanya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya, membela ajarannya, meyakini keharusan mengamalkan haditsnya sebagaimana juga harus mengamalkan Al-Qur’an, menolong Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hidup ataupun sesudah matinya -yaitu dengan membela tuntunannya- (Syarh Al-Arba’in li Ibni Utsaimin, hal. 117). Ibnu Hajar rahimahullah juga menyebutkan termasuk bagian dari nasihat untuk Rasul-Nya adalah dengan mengagungkan beliau, menghidupkan sunnahnya dengan mempelajari dan mengajarkannya, meneladani ucapan dan perbuatannya, mencintainya dan mencintai para pengikutnya (Fath Al-Bari, 1/169). An-Nawawi rahimahullah menyebutkan juga termasuk dalam hal ini yaitu memusuhi orang yang memusuhi Rasul, menepis tuduhan jelek kepadanya, beradab ketika membaca haditsnya dan tidak berbicara tentangnya tanpa ilmu, memuliakan ahli hadits/ahlu sunnah, berakhlak dengan akhlaknya, mencintai keluarga dan para sahabatnya, menjauhi ahli bid’ah dan orang-orang yang melecehkan kehormatan para sahabatnya (lihat Syarh Muslim, 2/117).

Kelima

Nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin : mencintai kebaikan, hidayah, dan keadilan pada diri mereka, menyukai umat bersatu di bawah kepemimpinan mereka, tidak senang melihat umat berpecah belah, menaati mereka dalam rangka taat kepada Allah, membenci pemberontakan, dan suka memuliakan mereka dalam ketaatan kepada Allah (Jami’ul ‘Ulum, hal. 102-103). Pemimpin kaum muslimin ada 2 : ulama Rabbani dan pemerintah. Bersikap nasihat kepada ulama adalah dengan : mencintai mereka, membantu dakwah mereka, membela kehormatan mereka, meluruskan kesalahannya, menyarankan cara yang lebih baik dalam mendakwahi masyarakat. Sedangkan nasihat untuk pemerintah meliputi : meyakini keabsahan pemerintahan mereka, menyebarluaskan kebaikan mereka, melaksanakan perintah dan larangan mereka selama tidak bertentangan dengan syariat -meskipun mereka adalah pelaku dosa besar-, menutupi aib mereka sebisa mungkin, dan tidak memberontak kepada mereka atau menghasut rakyat untuk melakukannya (lihat Syarh Al-Arba’in li Ibni Utsaimin, hal. 120-122). Al-Khattabi rahimahullah menjelaskan termasuk nasihat bagi pemerintah adalah dengan : shalat bermakmum di belakang mereka, berjihad bersama mereka, menyalurkan sedekah/zakat melalui mereka, dan mendoakan kebaikan untuk mereka. Dan apabila mereka adalah ulama maka termasuk nasihat untuk mereka adalah dengan bersangka baik kepada mereka (lihat Syarh Muslim, 2/117). Termasuk dalam nasihat bagi ulama adalah dengan menyebarkan keutamaan-keutamaan mereka (Fath Al-Bari, 1/169).

Keenam

Nasihat untuk rakyat biasa : yaitu dengan membimbing mereka demi kemaslahatan mereka, memberikan pelajaran kepada mereka dalam urusan agama maupun dunia, menutupi aib-aib mereka, melengkapi kekurangan mereka, membela mereka dalam menghadapi serangan musuh, menjauhi tipu daya dan kedengkian kepada mereka, mencintai kebaikan untuk mereka sebagaimana mencintai kebaikan itu bagi dirinya dan membenci keburukan menimpa mereka sebagaimana dia tidak menyukai hal itu menimpa dirinya (Jami’ul ‘Ulum, hal. 103). Yang dimaksud dengan rakyat biasa adalah selain pemerintah dan ulama. Termasuk dalam nasihat untuk mereka adalah dengan melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar dengan lembut dan ikhlas, menyayangi mereka, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, menasihati mereka dengan baik, melindungi harga diri dan harta mereka, dan mendorong mereka untuk melakukan ketaatan (lihat Syarh Muslim, 2/117-118).

Ketujuh

Termasuk dalam nasihat untuk Allah, untuk kitab-Nya dan untuk rasul-Nya adalah : [1] membantah berbagai penyimpangan dan kesesatan dengan dalil-dalil Al-Kitab dan As-Sunnah dengan membuktikan kebatilan tersebut berdasarkan dalil-dalilnya, [2] membantah pendapat-pendapat yang lemah yang muncul akibat ketergelinciran para ulama, [3] menerangkan hadits yang sahih dan yang lemah dengan menjelaskan keadaan para periwayatnya. Dan ini semua merupakan bentuk nasihat yang hanya bisa dilakukan oleh ahlinya/ulama dan orang-orang yang berilmu. Termasuk dalam nasihat yaitu memberikan wejangan/saran ketika saudara kita meminta nasihat. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin besar nasihat yang dilakukan oleh seseorang maka semakin tinggi kedudukannya di sisi Allah. Abu Bakar Al-Muzani rahimahullah berkata, “Tidaklah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu melampaui keutamaan para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan puasa ataupun shalat, akan tetapi dengan sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya.” Ibnu ‘Aliyah mengatakan, “Yang bersemayam di dalam hatinya adalah kecintaan karena Allah ‘azza wa jalla dan nasihat kepada makhluk-Nya.” Fudhail bin Iyadh rahimahullah mengatakan, “Tidaklah ada di antara kami ini orang yang bisa mencapai kedudukan yang mulia dengan banyaknya shalat atau puasa, orang yang dapat meraih kemuliaan di antara kami adalah dengan kedermawanan diri, kelapangan dada, dan nasihat kepada umat manusia.” Ibnul Mubarak pernah ditanya, “Amal apakah yang paling utama?”. Beliau menjawab, “Menasihati karena Allah.” Ma’mar mengatakan, “Dahulu dikatakan bahwa orang yang paling menasihati kamu adalah yang menumbuhkan rasa takut kepada Allah di dalam hatimu.” Para ulama salaf biasa menasihati orang lain dengan sembunyi-sembunyi. Sampai-sampai ada yang mengatakan, “Barangsiapa yang menasihati saudaranya antara dirinya dengan saudaranya itu maka itulah nasihat. Barangsiapa yang menasihatinya di depan orang banyak maka sesungguhnya dia telah menjatuhkannya.” Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Ciri orang mukmin itu menutupi aib dan senang menasihati, sedangkan ciri orang fajir adalah suka membuka aib orang dan melecehkannya.” Ibnu Abbas pernah ditanya bagaimana cara menasihati penguasa. Beliau menjawab, “Kalau kamu melakukannya, maka kamu harus berbicara/menyampaikan langsung berdua dengannya.” (lihat Jami’ul ‘Ulum, hal. 104-105).

Kedelapan

Hadits ini menunjukkan bolehnya mengakhirkan penjelasan dari waktu pembicaraan, sebagaimana tampak dari pertanyaan para sahabat, “Untuk siapakah nasihat itu?”. (Fath Al-Bari, 1/169). Baru setelah sahabat bertanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan penjelasan lebih terperinci.

Kesembilan

Hadits ini juga menunjukkan betapa besar semangat para sahabat untuk menimba ilmu (lihat Syarh Al Arba’in li Ibnu Utsaimin, hal. 123).

Kesepuluh

Hadits ini juga menunjukkan bagusnya tata cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memberikan pelajaran kepada para sahabatnya. Beliau menyebutkan perkara secara global kemudian disertai penjelasan yang lebih rinci (lihat Syarh Al Arba’in li Ibnu Utsaimin, hal. 123).

Kesebelas

Hendaknya memulai dari yang terpenting kemudian perkara penting yang lain. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits ini yang mendahulukan penyebutan nasihat untuk Allah sebelum nasihat untuk yang lainnya (lihat Syarh Al Arba’in li Ibnu Utsaimin, hal. 123). Wallahu a’lam.

 referensi :
- http://abumushlih.com/agama-adalah-nasehat.html/