Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan fenomena tentang seseorang yang mendapatkan harta yang banyak tetapi ibadahnya kurang, memperoleh kesehatan atau jarang sakit tetapi kurang mengingat Allah, rejeki lancar tapi tidak beriman kepada Allah Subhanallah Wataalah. Sedangkan Ada yang ibadahnya kuat, rajin shalat, puasa Senin-Kamis dan sering melakukan kebaikan kebaikan, tetapi rejekinya, hartanya terbilang sedikit.
Semua fenomena tersebut dalam Islam disebut sebagai Istidraj. Istidraj ialah kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang jauh dari-Nya, kufur, tidak beriman, sebagai azab bagi orang tersebut apakah dia akan bertaubat atau semakin Jauh dari Allah Subhanallah Wataalah.
Ketika seseorang diberi nikmat berupa Rizki yang melimpah dalam urusan dunia, baik dalam masalah kedudukan, kepintaran, keelokan dan sebagainya, namun semua itu bukanlah ukuran bahwa Allah memuliakan mereka. Akan tetapi itu hanyalah Istidraj (penguluran waktu) agar mereka nanti merasakan pedihnya siksaan Allah Subhanallah Wataalah.
Allah berfirman :
" Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pembiaran tangguh Kami Kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka, dan Bagi mereka azab yang menghinakan. " QS. Ali Imran : 178
di Ayat lain Allah berfirman :
" Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya." QS. Az Zumar : 49
Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
"Apabila kamu melihat bahwa Allah Ta'Ala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat(durhaka), ketahuilah bahwa Orang itu telah diistidrajkan oleh Allah Subhanallah Wataalah. " HR .At. Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi
Jadi jangan heran ketika seseorang mendapat kenikmatan dan kemewahan sedangkan mereka tidak shalat, kurang ibadah, rajin melakukan sesuatu yang haram, sebab di akhirat kelak mereka tidak mendapatkan air yang bisa menghilangkan dahaga, makanan yang bisa menghilangkan lapar, dan tidak ada tempat bernaung bagi mereka.
Dengan demikian , sebagai Muslim kita utamakan beribadah kepada Allah apapun keadaan kehidupan yang kita alami. Baik senang maupun dalam kesedihan. Dan Allah hanya melihat Taqwa seorang hamba-Nya.
Allah berfirman :
" Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pembiaran tangguh Kami Kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka, dan Bagi mereka azab yang menghinakan. " QS. Ali Imran : 178
di Ayat lain Allah berfirman :
" Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya." QS. Az Zumar : 49
Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
"Apabila kamu melihat bahwa Allah Ta'Ala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat(durhaka), ketahuilah bahwa Orang itu telah diistidrajkan oleh Allah Subhanallah Wataalah. " HR .At. Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi
Jadi jangan heran ketika seseorang mendapat kenikmatan dan kemewahan sedangkan mereka tidak shalat, kurang ibadah, rajin melakukan sesuatu yang haram, sebab di akhirat kelak mereka tidak mendapatkan air yang bisa menghilangkan dahaga, makanan yang bisa menghilangkan lapar, dan tidak ada tempat bernaung bagi mereka.
Dengan demikian , sebagai Muslim kita utamakan beribadah kepada Allah apapun keadaan kehidupan yang kita alami. Baik senang maupun dalam kesedihan. Dan Allah hanya melihat Taqwa seorang hamba-Nya.
Komentar Kami Moderasi Penuh